Pemerintah Target Ekonomi Biru, Nelayan Tradisional Harus Kurangi Penangkapan Ikan di Tahun ke-5 Mendatang

3 Juni 2024, 10:21 WIB
Pemerintah Indonesia menargetkan konsep ekonomi biru dalam beberapa tahun ke depan pada sektor kelautan dan perikanan.* /Pixabay/Quangpraha/

PR DEPOK – Pemerintah Indonesia menargetkan konsep ekonomi biru dalam beberapa tahun ke depan pada sektor kelautan dan perikanan.

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pemerintah dalam 5 hingga 10 tahun ke depan harus menerapkan konsep ekonomi biru.

Konsep ini berarti penangkapan ikan harus dikurangi dan diganti dengan budidaya.

"Pembangunan ekonomi biru di sektor perikanan dalam 5 atau 10 tahun nanti penangkapan ikan harus menurun. Sementara budidaya yang harus ditingkatkan," ujar Trenggono di Kota Tual, Maluku, dikutip dari Antara, Senin, 3 Juni 2024.

Baca Juga: 6 Deretan Mie Ayam Bakso Termantap di Temanggung, Catat Alamatnya

Mengenai konsep budidaya ini, Trenggono mengatakan bahwa para nelayan tradisional dapat mengembangkan cara-cara baru sehingga ada standar dalam penangkapan ikan.

Apabila nelayan memiliki standar dan kualitas ikan yang baik, lanjut Treboggola, maka peluang mengekspor ikan akan lebih terbuka.

"Sistem tradisional harus ditinggalkan karena kita masih lemah di budidaya perikanan. Selain caranya masih tradisional, kita tidak memiliki standar best practice," kata Trenggono.

Trenggono dalam kesempatan itu tidak menampik banyaknya hal yang harus dibenahi sebelum menerapkan konsep budidaya ikan. Termasuk salah satunya soal pakan ikan.

Baca Juga: Daftar Lengkap Skuad Spanyol Euro 2024, Ada Dua Bocil dari Barcelona

Di Indonesia, pakan ikan saat ini 100 persen diimpor. Karena itu, tugas kita adalah memproduksi pakan sendiri.

Masih dalam keterangannya, Trenggono menyampaikan bahwa potensi industri perikanan di Indonesia sangat besar. Apalagi jika konsep ekonomi biru berhasil diterapkan.

"Sampa hari ini ikan di Indonesia masih surplus. Mudah-mudahan ke depannya ini akan menjadi kekuatan kita," ujarnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler