Respon Ceramah Habib Rizieq Soal Penistaan Agama, Jimly Asshiddiqie: Penuh Kebencian, Harus Ditindak

20 November 2020, 21:54 WIB
Kolease Habib Rizieq dan Mantan Ketua MK, Jimly Asshiddiqie.* /Dok Antara dan Instagram @JimlyAs./

PR DEPOK - Ceramah dari Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq beberapa waktu lalu tampaknya menimbulkan polemik.

Seperti diketahui, Habib Rizieq dalam ceramah tersebut menyinggung soal penistaan agama hingga terjadi tragedi berdarah di Prancis.

Habib Rizieq menilai kejadia di Prancis merupakan contoh pembiaran negara penistaan agama. Oleh sebab itu, dia meminta setiap penista agama Islam harus diproses hukum.

Baca Juga: Acara yang Dihadiri HRS tak Diizinkan Polres Cianjur, FPI: Tidak Perlu Izin, Kami Tetap Gelar Acara

"Yang menghina nabi, menghina Islam, menghina ulama, proses, betul? Kalau tidak jangan salahkan umat Islam kalau ditempatkan di jalanan," kata Habib Rizieq dalam ceramah tersebut.

Terkait ceramah itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie memberikan tanggapannya.

Melalui akun Twitter pribadinya @JimlyAS dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, ia menilai ceramah Habib Rizieq tersebut penuh kebencian.

Baca Juga: Usai Diperiksa Bareskrim Polri, Ridwan Kamil Ucapkan Permintaan Maaf Atas Kejadian di Megamendung

"Ini contoh ceramah yg brsifat mnantang & berisi penuh kebencian & prmusuhan yg bagi aparat psti hrs ditindak," ujar dia.

Lebih lanjut, Jimly mengatakan bahwa apabila provokasi Habib Rizieq dibiarkan maka akan meluas nantinya. Selain itu, ia berpendapat ceramah seperti yang sampaikan Habib Rizieq musti dihentikan.

"Hentikan ceramah seperti ini, apalagi atasnamakan dakwah yg msti dg hikmah & mau'zhoh hasanah," katanya menambahkan.

Baca Juga: PA 212 Klaim TNI Telah Lukai Hati Rakyat, FH: Justru Senang Baliho HRS Dicopot, Jangan Generalisir!

Kemudian, Jimly menyinggung soal era modern merupakan dunia yang sangat kompleks. Kehidupan saat ini membantu spesialis, sehingga setiap orang dapat berbagi fungsi dan peran.

"Dunia modern sngt kmpleks, antar fngsi dlm khdpn prlu spesialisasi & bagi tugas," ujarnya.

Ulama dalam hal ini, kata Jimly, harus memiliki spesialis dan membagi tugas di antaranya untuk urusan politik, kenegaraan, dapat diserahkan kepada partai politik atau organisasi politik.

Baca Juga: Tolak Nikah dengan Pria Berbeda Agama, Seorang Wanita Muslim Tewas Dibakar Hidup-hidup

"Ulama jg msti ada spesialisasi & bagi tugas. Urusan politik knegaraan bs diserahkn ke parpol/orpol, sdgkn kualitas akhlaq bidang lain jd fokus dakwah ulama. Ini bukan sekularisme tp manajemen dakwah," ucap Jimly.

***

 

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler