Usai Baca Buku Bung Hatta yang Kritik Otoritarian Soekarno, Fadli Zon: Kok Relevan dengan Sekarang

- 23 November 2020, 21:06 WIB
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon.*
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon.* /Twitter/@fadlizon./

PR DEPOK - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon membagian satu cerita tentang dirinya tengah membaca buku karangan mantan Wakil Presiden ke-1 RI, Mochammad Hatta atau Bung Hatta yang berjudul "Demokrasi Kita".

Dijelaskan Fadli Zon, buku tersebut merupakan buku yang mengkritik pemerintahan otoritarian Presiden ke-1 RI, Soekarno atau Bung Karno.

Hal tersebut disampaikan pria yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini di akun Twitter pribadinya @fadlizon, Minggu 22 November 2020.

Baca Juga: TNI Ditantang untuk Melawan Organisasi Papua Merdeka, Refly Harun: Memang Harusnya Ini yang Dihadapi

Pada cuitan di Twitter tersebut, Fadli Zon mengaku bahwa dirinya telah membaca ulang karya Bung Hatta tersebut.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, usai membaca ulang buku "Demokrasi Kita", Fadli Zon menyindir bahwa kondisinya hampir sama dengan pemerintahan sekarang.

"Saya baca ulang buku "Demokrasi Kita" karya Mohammad Hatta yang terbit 1 Mei 1960, 60 tahun lalu. Kok masih relevan dan keadaannya hampir sama dengan sekarang," kata Fadli Zon.

Baca Juga: Hanya dengan Oksigen, Ilmuwan Israel Klaim dapat Hentikan Proses Penuaan Biologis pada Manusia

Dalam cuitannya yang sama, anggota DPR Dapil Bogor ini pun mengatakan buku "Demokrasi Kita" ini berisi soal kritikan tajam Bung Hatta kepada Bung Karno yang menerapkan Demokrasi Terpimpin yang otoritarian di Indonesia kala itu.

"Hatta kritik tajam pemerintah Demokrasi Terpimpin yang otoritarian di bawah Presiden Soekarno. Buku kecil ini kemudian dilarang," ucapnya menambahkan.

Lebih lanjut, pria berusia 49 tahun ini juga menyampaikan penjelasan terkait sosok yang menerbitkan buku karya Bung Hatta "Demokrasi Kita".

Baca Juga: Anies Baswedan Baca Buku 'How Democracies Die', Yunarto Wijaya Sindir Soal Bisnis Semen dan Bank

Adapun sosok yang menerbitkan buku tersebut adalah Pandji Masjarakat pimpinan Buya Hamka atau Abdul Malik Karim Amrullah.

"Majalah Pandji kemudian dibreidel. Kemudian Partai Masyumi dan PSI dibubarkan sepihak," ujarnya.

Tampaknya penialain Fadli Zon setelah membaca buku "Demokrasi Kita" itu ditanggapi oleh salah satu warganet bernama @SBSSembiring.

Baca Juga: Baliho Habib Rizieq Dinilai Provokasi, Kodam Jaya: Memang Ada Apa RI Sampai Harus 'Revolusi Akhlak'?

"Setiap zaman ada orangnya. Tentu saja penilaian relevansi tahun 60 dgn hari ini sgt subjektif, tergantung orang penilaiannya. Wajarlah bila politisi seperti anda menilai demikian," kata akun tersebut.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x