Prabowo Tak Bertindak Etis Soal Kasus Edhy, Rocky Gerung: Politik Kita Ditahan oleh Kepura-puraan

- 2 Desember 2020, 19:55 WIB
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. /Antara
 
PR DEPOK – Pengamat politik Rocky Gerung menyampaikan keinginannya terhadap Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto untuk angkat bicara terkait persoalan korupsi benih bening lobster (benur) yang dilakukan oleh Edhy Prabowo.
 
“Saya ingin dengar kalimat itu diucapkan oleh Pak Prabowo, tapi belum sekali pun kata benur itu (diucapkan) oleh Prabowo,” kata Rocky Gerung seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari kanal YouTube Refly Harun.
 
Atas sikap Prabowo itu, dirinya menganggap bahwa Gerindra telah kehilangan momentum dan tidak bisa memanfaatkan situasi yang ada.
 
 
“Harusnya Pak Prabowo menit kedua setelah kasus itu dibuka dia langsung bikin tindakan etis yaitu memecat Edhy Prabowo supaya publik menganggap bahwa ada konsistensi dalam pikiran Prabowo,” tutur dia.
 
Menurut Rocky Gerung, tak perlu mempertimbangkan efek politik terlebih dahulu, karena tindakan yang paling etis dilakukan pertama kali adalah melakukan pemecatan.
 
“Jadi nggak usah timbang-timbang efek politik dulu. Kan tindakan etis pertama adalah memecat karena Prabowo sendiri aja janji kan bahwa dia akan mengejar koruptor itu, menyeret sendiri, memenjarakan sendiri dan mengejar sampai ke Antartika dia sebut begitu,” ujar Rocky.
 
 
Dalam dunia politik, kata Rocky, ada bagian finalnya yaitu persoalan etika.
 
Di mana pada kasus ini yang paling utama adalah publik ingin mendengar keterangan yang disampaikan langsung oleh Prabowo, agar tak menimbulkan berbagai macam spekulasi.
 
“Tapi kan tetap yang orang ingin hitung apakah Prabowo lagi nunggu sinyal dari ibu Mega, apakah Prabowo sedang berunding dengan ketua Golkar apakah Prabowo betul-betul ingin mengundurkan diri sekaligus sebagai pertanggungjawaban,” ucapnya.
 
 
Rocky Gerung menambahkan, tak hanya publik yang menginginkan penjelasan tesebut, namun Presiden Jokowi juga menunggu pernyataan resmi dari Ketum Gerindra itu.
 
“Nah soal ini juga ditunggu oleh Jokowi kan, Jokowi kan nunggu sinyal Prabowo juga tuh. Jadi politik kita ditahan oleh kepura-puraan sebetulnya tuh. Kepura-puraan demi kalkulasi 2024, di situ buruknya politik,” ujarnya.
 
Padahal, menurut Rocky, sebagai seorang pemimpin mestinya yang dilakukan Prabowo di awal adalah membuat keputusan satu statement yang jelas supaya rakyat tahu bahwa dia pemimpin.
 
 
“Nah pemimpin yang ragu-ragu itu namanya dealer bukan leader,” kata dia.
 
Rocky Gerung juga turut membuat perhitungan terkait peluang Prabowo maju lagi sebagai Presiden RI 2024 bila dirinya mengambil tindakan di awal saat kasus benur terungkap.
 
“Kalau saya bikin kalkulasi hari ini, kalau Prabowo mengatakan ‘saya memecat Edhy Prabowo’ itu tambahan 12 sampai 20 persen itu dapat Gerindra tuh, hanya karena kalimat itu,” tutur dia.
 
 
Kemudian, Rocky menjelaskan, jika Prabowo sekaligus menyatakan bahwa dirinya akan mengundurkan diri, maka Gerindra langsung dapat tambahan suara 60 persen. 
 
“Kalau Prabowo bilang sekaligus saya mengundurkan diri karena tanggungjawab etis saya terhadap janji untuk memberantas korupsi maka langsung dapat 60 persen tambahan. Bahkan suara dia bisa menjadi 85 persen, bahkan dia bisa lakukan untuk percepatan pemilu,” kata Rocky Gerung.
 
Lebih lanjut Rocky Gerung mengatakan bahwa sebenarnya satu peristiwa etis dapat merubah persamaan politik.
 
 
Namun, Prabowo tak dapat memanfaatkan momen itu karena mengutamakan sejumlah pertimbangan pragmatis.*** 

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x