PR DEPOK - Demi penanggulangan wabah Covid-19, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggandeng negara-negara anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) untuk membahas solusi dari sisi farmasi.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengungkapkan hal tersebut dalam jumpa pers daringnya pada Rabu, 9 Desember 2020.
"Salah satu upaya Badan POM untuk mengupayakan ketersediaan obat dan vaksin di tengah situasi pandemi Covid-19 ini adalah dengan memprakarsai workshop virtual dengan tema 'Enhancing Collaboration in Research, Manufacturing, Management of Medicines and Vaccines in the OIC Member States'," kata Penny seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA.
Baca Juga: Hanya dalam Kurun Waktu 15 Tahun 9 Menteri Tersandung Kasus Korupsi, Berikut Daftarnya
Penny mengatakan Covid-19 berdampak terhadap aspek kesehatan dan aspek kehidupan lainnya.
Hal ini menjadi tantangan baru bagi seluruh negara, tak terkecuali negara-negara anggota OKI.
Ketersediaan dan keterjangkauan obat dan vaksin menjadi solusi penting untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
Baca Juga: Polri Jamin Profesionalitas Propam dalam Investigasi Insiden Penembakan 6 Laskar FPI
Menurut Penny, BPOM dari masing-masing negara memiliki andil yang besar dalam mengawal dan mewujudkan ketersediaan obat dan vaksin Covid-19.
Oleh karena itu, aksi kolektif BPOM bersama produsen obat dan vaksin di negara anggota Organisasi Kerja sama Islam merupakan kunci untuk sediaan farmasi yang merata di negara OKI.