6 Laskar FPI Tewas Disebut Syuhada, Quraish Shihab Ungkap Makna Jihad: Kalau Belum Perlu, Tidak Usah

- 11 Desember 2020, 15:50 WIB
M Quraish Shihab.
M Quraish Shihab. //Narasi TV

PR DEPOK  Berita tewasnya enam orang anggota laskar pengawal Habib Rizieq usai penembakan yang dilakukan oleh petugas Polda Metro Jaya masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.

Hal ini lantaran banyaknya pro dan kontra atas tindakan tegas yang diambil oleh kepolisian ini.

Di sisi lain, Front Pembela Islam (FPI) menyebut enam orang yang tewas ini merupakah para syuhada, atau orang-orang yang gugur ketika tengah berjihad.

Kata jihad ini lantas menjadi perdebatan di kalangan publik, lantaran banyak simpang siur yang beredar terkait maknanya.

Baca Juga: Direktur Utama RS Ummi Kota Bogor Tempat Habib Rizieq Dirawat Dilaporkan Positif Covid-19

Beberapa waktu lalu bahkan ada sekelompok orang yang dengan berani mengubah azan dengan Hayya alal jihad atau seruan untuk berjihad.

Ini semakin membuat publik bertanya-tanya maka sebenarnya dari jihad itu sendiri.

Dalam suatu kesempatan, makna jihad pernah dijelaskan oleh seorang ulama Indonesia, Prof. Dr. AG. H. Muhammad Quraish Shihab, Lc. M.A.

Ulama yang kerap dipanggil Quraish Shihab ini menuturkan bahwa jihad adalah menggunakan daya untuk kebaikan.

“Daya manusia itu, ada daya fisik, ada daya pikir, ada daya kalbu, dan ada daya hidup, menggunakan daya-daya itu untuk kebaikan dinamakan berjihad,” tuturnya dalam video yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: Ciptakan Aplikasi Anti Depresi, Pelajar di Bandung Terinspirasi dari Teman yang Idap Gangguan Mental

Dalam penuturannya, Quraish Shihab menjelaskan memang betul peperangan adalah salah satu bentuk jihad.

Namun, ia katakan, jihad dalam peperangan adalah jalan terakhir.

“Pedagang bisa berjihad dengan dagangannya, guru bisa berjihad dengan mengajarkan ilmunya,” ujarnya.

Sang ulama pun menjelaskan bahwa manusia bisa berjihad dengan hartanya, dengan ilmunya, dengan waktunya.

Jihad, menurut Quraish Shihab, harus disesuaikan dengan apa yang dilakukan dan target apa yang ingin dicapai.

Baca Juga: Hasil Quick Count Paslon Machfud-Mujiaman Kalah, Golkar Semangati Kader dan Sukarelawan

Sementara itu, Quraish Shihab pun menerangkan perihal keadaan yang memperbolehkan seseorang untuk berjihad hingga mengorbankan nyawa.

“Kalau tujuan itu sudah tidak dapat ditangguhkan dan harus dengan nyawa, maka dengan nyawa harus dilakukan,” ucapnya.

Akan tetapi, ayah dari presenter dan pembawa berita, Najwa Shihab, itu, menegaskan bahwa mengorbankan nyawa harus menjadi pilihan yang terakhir.

“Kalau belum perlu, tidak usah. Atau  kalau sampai mengorbankan nyawa dampaknya lebih buruk daripada apa yang ingin dicapai (maka tidak usah),” tutur Quraish Shihab.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x