Abdul Mu'ti Tolak Jadi Wakil Menteri, Faizal Assegaf: Wajar, Muhammadiyah Ada Sebelum NKRI

- 24 Desember 2020, 10:50 WIB
Ketua Progres 98 Faizal Assegaf.
Ketua Progres 98 Faizal Assegaf. /Twitter @faizalassegaf

PR DEPOK – Baru-baru ini Presiden RI, Joko Widodo, melantik 6 menteri dan 5 wakil menteri baru dalam perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju.

Pelantikan itu dilakukan pada Rabu, 23 Desember 2020 oleh Presiden RI didampingi Wakil Presiden, Ma'ruf Amin.

Momen reshuffle kabinet ini sontak menjadi sorotan publik, terlebih usai dipilihnya sejumlah tokoh yang dinilai tak pernah diduga akan menyandang posisi menteri tersebut.

Baca Juga: Minta Maaf Soal Komentari Menag, Said Didu Ungkap Makna Gunakan Kata 'Menggebuk' dalam Cuitannya

Namun, hal berbeda justru diungkap oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.

Dalam pernyataannya, ia mengaku sempat ditawari menjadi wakil menteri dalam kabinet Indonesia Maju. Akan tetapi tawaran ia tolak setelah melakukan berbagai pertimbangan.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, saya memutuskan untuk tidak bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju dalam jabatan wakil menteri,” ujar Abdul dalam cuitannya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: Nilai Reshuffle Kabinet Perkuat Politik 2024, Faizal Assegaf: Ajak Menteri Piknik Biar Tak Dicurigai

Ia menuturkan, dirinya merasa tidak akan mampu jika harus mengemban tugas sebagai wakil menteri yang dianggap sangat berat.

Saya merasa tidak akan mampu mengemban amanah yang sangat berat itu. Saya bukanlah figur yang tepat untuk amanah tersebut,” ujarnya dalam cuitan yang lain.

Tak hanya itu, Abdul Mu’ti pun mengungkap ketika dirinya dihubungi oleh pihak istana, ia awalnya menerima dan bersedia mengemban tugas tersebut.

Baca Juga: Sindir Menkes Baru yang Dinilai Lebih Paham Perbankan, Arief Poyuono: Nanti Tugasnya Cari Investasi

Namun, ia berubah pikiran setelah melalui banyak pertimbangan.

Awalnya, ketika dihubungi oleh Pak Mensesneg dan Mas Mendikbud, saya menyatakan bersedia bergabung jika diberi amanah. Tetapi, setelah mengukur kemampuan diri, saya berubah pikiran. Semoga ini adalah pilihan yang terbaik,” katanya.

Menanggapi pengakuan Abdul Mu’ti ini, Ketua Progres 98 sekaligus mantan aktivis 98, Faizal Assegaf, mengungkapkan rasa hormatnya atas pilihan tokoh Muhammadiyah tersebut.

Menurutnya, Muhammadiyah sudah ada sejak sebelum NKRI dibentuk, dan perjuangan anggotanya sudah membentuk sejarah.

Muhammadiyah sdh ada jauh sebelum NKRI dibentuk, prjuangan mrk pd kelangsungan umat sangat fenomenal mengukir aneka sejarah yg membanggakan,” tulis Faizal Assegaf dalam akun Twitter pribadinya.

Oleh karena itu, ia memahami alasan Abdul Mu’ti untuk tidak bergabung dalam kabinet yang dipimpin oleh Joko Widodo tersebut.

Wajar bila para tokohnya bersikap kritis, visioner & istiqomah bersama umat, sikap yg idealis & bermartabat. Salut buat pak @Abe_Mukti,” ujarnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x