Analisa Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182 dari LAPAN, 3 Poin Ini yang Disoroti

- 10 Januari 2021, 14:08 WIB
Serpihan pecahan pesawat Sriwijaya Air yang sudah ditemukan di evakuasi :*
Serpihan pecahan pesawat Sriwijaya Air yang sudah ditemukan di evakuasi :* /Tangkap Layar/Basarnas/

Diunggah pada akun Instagram @lapan-ri pada Minggu, 10 Januari 2020, LAPAN dalam rilisnya menyebutkan 'Popagasi Konveksi karena Westerly Burst' atau angin baratan kuat.

"Analisis dinamika atmosfer menunjukkan sistem konveksi skala meso telah terbentuk di atas Lampung dan Laut Jawa di sekitarnya sejak pukul 11.00 WIB," tulis LAPAN, seperti dikutip Pikiran Rakyat Depok.

Baca Juga: Warga di Daerah Ini Dengar Suara Ledakan Besar, Diduga Berasal dari Pesawat Sriwijaya Air SJ182

Kemudian dijelaskan bahwa Sistem ini pecah dan berpropagasi ke selatan, yang berasosiasi dengan pertumbuhan sistem konveksi skala meso lain di atas Jawa bagian barat selama rentang waktu 13.00-15.00 WIB.

Dalam hal ini, LAPAN menyebutkan ada 3 kondisi yakni sinoptik, meso dan lokal yaitu:

1. Kondisi sinoptik

Baca Juga: Pada Lokasi Diduga Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182, Kopaska Temukan Puing Pesawat dan Potongan Tubuh

Terdapat vorteks Borneo dan westerly burst (angin baratan kuat) dari Samudra Hindia.

Kecepatan burst yaitu 7-8 m/s pada ketinggian 1,5 km, yang lebih kuat dibandingkan klimatologis angin monsun baratan (~3 m/det).

2.Kondisi meso

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah