Guru Besar USU 'Serang' AHY, Marzuki Alie: Bahasa Seorang Pendidik Harusnya Bahasa Akademik

- 13 Januari 2021, 10:35 WIB
Mantan Ketua DPR, Marzuki Alie meminta pemerintah untuk menghentikan kebijakan PSBB.
Mantan Ketua DPR, Marzuki Alie meminta pemerintah untuk menghentikan kebijakan PSBB. /ANTARA/Widodo S. Jusuf/

 

PR DEPOK - Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY turut prihatin atas terjadinya insiden pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh dan hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Melalui akun Twitternya @AgusYudhoyono AHY mengaku berharap semoga akan ada mukjizat agar penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih bisa selamat.

"Doa tulus juga kita panjatkan bagi semua, bagi keluarga korban, semoga Allah SWT senantiasa memberikan ketabahan & kekuatan," ujar AHY dalam cuitan Twitternya.

Baca Juga: Cek Daftar Penerima BST Rp300 Ribu di dtks.kemensos.go.id, Hanya Perlu Siapkan KTP

Bukan hanya itu, AHY juga mengatakan, tragedi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah.

Pihak-pihak terkait menurut AHY seharusnya meningkatkan standar keselamatan transportasi di Indonesia.

"Bencana ini menjadi peringatan bagi pemerintah dan kita semua untuk terus tingkatkan standar keselamatan transportasi di Indonesia. - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)," kata AHY dalam akun Twitternya, pada Minggu, 10 Januari 2021.

Baca Juga: Cara Daftar Kartu Keluarga Sejahtera KKS untuk Dapat Bantuan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini Rp6 Juta

Setelah AHY memberikan komentar terkait tragedinya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dikatai bodoh oleh Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU), Yusuf Leonard Henuk.

Profesor Yusuf ini sendiri awalnya juga telah menghebohkan publik karena menyebut Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai 'Bapak Mangkrak Indonesia'.

Dikritik keras pernyataan tersebut oleh Leonard, bahkan ia sampai menyebut AHY bodoh sekali.

Baca Juga: Efek Samping Vaksinasi yang Mungkin Saja Terjadi, Berikut Penanganannya

Sentilan keras itu diutarakan langsung oleh Leonard lewat jejaring Twitter miliknya, @ProfYLH pada Selasa, 12 Januari 2021.

"Yth Ketua Umum @PDemokrat, @AgusYudhoyono, @ProfYLH terpaksa harus buktikan memang kau bodoh sekali, karena sepanjang sejarah jatuhnya pesawat di Indonesia, tak pernah ada 'Government Error' penyebabnya, tapi '7 faktor'," ujar Leonard.

"Maaf kau bodoh turunan, belajar lagi AHY!" ucap Leonard menambahkan.

Baca Juga: Bahan Baku Tiba Kemarin Siang, Mulai Besok Bio Farma Lakukan Proses Produksi Vaksin Covid-19

Warganet sontak mengomentari cuitan dari guru besar USU tersebut.

Salah satunya adalah Mantan Ketua DPR RI periode 2009-2014 Marzuki Alie.

"Maaf prof, sy jg dosen, sy banyak teman2 rektor PTN n PTS, sy pernah ke USU kasih kuliah umum, bertemu mhsw yg demo soal UKT," tulisnya.

Baca Juga: Racun Kalajengking Jadi Cairan Termahal di Dunia Mengalahkan Air Mani Kuda

Lalu Marzuki membahas soal bahasa yang dilontarkan oleh Yusuf sebagai seorang Guru Besar Universitas USU.

"Bahasa seorang pendidik harusnya bahasa akademik, bukan buzzer atau preman, anda mendidik anak2 calon pemimpin, bgmn kelakuan anak didik dg contoh spt ini," cuit Marzuki.

Komentar Marzuki adalah satu dari beberapa komentar lainnya yang menegur Yusuf terkait diksi yang digunakan, yang disebut tak pantas terlontar dari seorang profesor.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021. Hingga saat ini, upaya pencarian korban dan benda penting lainnya masih terus diupayakan.

Baca Juga: Bersiap! Warga Depok Akan Mulai Divaksin Mulai Pekan Ini

Saat ini juga masih diteliti terkait kronologi dan penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Akan tetapi, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tidak meledak di udara.

Anggapan ini muncul karena mesin pesawat Sriwijaya Air dengan jenis Boeing 737-500 registrasi PK-CLCq masih hidup sebelum pesawat nahas itu membentur permukaan air laut di kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Dugaan itu berdasar data radar (ADS-B) dari Perum LPPNPI (Airnav Indonesia).

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Rizieq Shihab Dikabarkan Alami Sakit Tidak Normal Karena Diracuni, Cek Faktanya

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyatakan dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, kemudian pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.

"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga bahwa mesin dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," kata Soerjanto dalam keterangan resmi KNKT, Selasa, 12 Januari 2021.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x