PR DEPOK – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, belum lama ini menyampaikan pernyataan yang menyebutkan bahwa seorang presiden harus mempunyai kekuatan menekan.
Menurutnya, seorang presiden harus bisa mengembalikan keadaan negara yang berdemokrasi secara efisien dan transparan sehingga menghasilkan politisi yang terhormat.
“Indonesia bukan negara pertama yang menjalankan demokrasi, puluhan negara sudah berdemokrasi. Efisien biayanya, transparan prosesnya, dan terhormat jadi politisi. Itu yang harus dikembalikan di Indonesia sekarang,” tutur Anies Baswedan.
Baca Juga: Nunuk Nuraini Meninggal Dunia, Sosok Peracik Bumbu Indomie yang Dijuluki Pahlawan oleh Ridwan Kamil
Selain itu, lanjut Anies, seorang presiden juga harus bisa menekan partai politik dengan cara yang lebih modern.
“Itu kekuatan seorang presiden adalah menekan, itulah modern presiden, presiden era modern itu bukan memerintah,(tapi) memanggil, bernegosiasi, persuasi, bicara, tunjukkan dorongan itu, berubah republik ini, pasti berubah,” ujar Gubernur DKI tersebut.
Lebih lanjut, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan bahwa parpol pasti akan menaati panggilan yang dilayangkan oleh presiden, lantaran apa yang dikatakan presiden akan bersifat menekan.
“Tekanan ini harus diberikan, hari ini tidak ada yang memanggil, dan partai politik itu kalau dipanggil presiden, (pasti) datang, taat, masalahnya dipanggil apa tidak?” tuturnya.
Jika presiden tidak bersikap menekan pada partai politik, lanjut Anies, hal ini nantinya akan menjadi boomerang lantaran masyarakat akan semakin menjauhi parpol.
Menanggapi pernyataan Anies Baswedan ini, mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, merasa bersyukur sang Gubernur tidak menjadi Presiden RI.
Untunglah @aniesbaswedan tdk jd presiden dan tak akan pernah jadi presiden. Sebab rakyat dan kehidupan berbangsa bernegara akan habis dalam tekanan, otoritarianisme.
Nies, kekuatan Presiden itu pd kinerja dan cintanya pd negeri bkn pd gaya premanisme yg menekan. pic.twitter.com/LF4PjGO8be— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) January 27, 2021
“Untunglah @aniesbaswedan tdk jd presiden dan tak akan pernah jadi presiden,” tulis Ferdinand di akun Twitter miliknya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Menurutnya, jika Anies menjadi presiden, maka rakyat Indonesia akan hidup dalam tekanan otoritarianisme.
“Sebab rakyat dan kehidupan berbangsa bernegara akan habis dalam tekanan otoritarianisme,” cuitnya.
Baca Juga: Dukung Eks Anggota FPI Gabung NU-Muhammadiyah, Ahmad Sahroni: Supaya Terhindar dari Kelompok Radikal
Berbeda dengan pendapat Anies Baswedan, Ferdinand Hutahaean menilai bahwa kekuatan seorang presiden berada pada kinerja dan rasa cinta terhadap negara yang dipimpinnya.
“Nies, kekuatan Presiden itu pd kinerja dan cintanya pd negeri bkn pd gaya premanisme yg menekan,” ujar Ferdinand.***