PR DEPOK - Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko menanggapi isu pengambilalihan paksa kepemimpinan Partai Demokrat yang disebut-sebut melibatkan pihak Istana Kepresidenan.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah mengirimkan surat kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi.
Meski begitu, Moeldoko tak terima jika Istana dan Presiden Jokowi dibawa ke permasalahan ini. Moeldoko menyatakan bahwa persoalan ini adalah urusan pribadinya.
"Poin pertama, jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan. Sekali lagi jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu pak Jokowi, karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa dalam isu ini. Jadi itu urusan saya. Moeldoko ini, bukan selaku KSP. Moeldoko," ujar Moeldoko seperti dikutip dari Antara.
Menurut Moeldoko, munculnya isu pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat lantaran banyak orang-orang yang datang ke kediamannya beberapa waktu lalu. Namun, Moeldoko tidak menyebutkan siapa yang datang ke kediamannya.
Tetapi diduga, pihak yang sempat datang menemuinya merupakan orang-orang yang disebut AHY sebagai pelaku gerakan pengambilalihan paksa kepemimpinan Demokrat.
Kemudian, Moeldoko memberikan sebuah saran untuk AHY. Moeldoko mengatakan sebagai seorang pemimpin mestinya harus kuat dan tidak mudah terombang-ambing.