Pak Jokowi tak boleh cuci tangan. Presiden perlu memberi pesan kuat bahwa praktek ambil alih paksa partai politik itu salah. Itu dulu pernah dialami Partainya Presiden. Maka seharusnya Presiden tak menolerir perbuatan yang sama atau meniru, yang dilakukan anak buahnya sendiri.— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) February 5, 2021
“Bukan kami yang rugi bila Pak Jokowi memilih berlindung di balik teka-teki tentang sikapnya. Keraguan dan kebingungan harus dijauhkan dari sikap politik Presiden. Keputusan yang kuat dan bermartabat harus dipilih. Bukan saja demi melindungi demokrasi tapi juga kehormatan istana,” cuit Rachland Nashidik, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Dalam cuitannya yang lain, politisi Partai Demokrat itu juga kembali menyinggung soal praktik ambil alih paksa partai politik yang menurutnya adalah tindakan yang tidak benar.
Menurutnya, presiden tidak boleh cuci tangan dan harus memberikan pesannya.
“Pak Jokowi tak boleh cuci tangan. Presiden perlu memberi pesan kuat bahwa praktek ambil alih paksa partai politik itu salah. Itu dulu pernah dialami Partainya Presiden,” tuturnya.
Ia lantas menilai bahwa seharusnya orang nomor satu RI itu tidak boleh seolah mentolerir tindakan tersebut atau bahkan menirunya.
“Maka seharusnya Presiden tak menolerir perbuatan yang sama atau meniru, yang dilakukan anak buahnya sendiri,” tulis Rachland Nashidik.
Untuk diketahui, isu kudeta yang dihembuskan oleh AHY ini kabarnya merupakan salah satu upaya pihak tertentu untuk mengambil alih Partai Demokrat demi mendapatkan kendaraan politik menuju Pilpres 2024.***