Sebelumnya, Gus Umar juga sempat menanggapi penggunaan kata genangan yang merujuk pada banjir di Semarang itu. Menurutnya, ini berbeda dengan penggunaan istilah yang ditujukkan untuk Jakarta.
“Istilah baru kalau di Semarang namanya genangan. Kalau dijakarta namanya banjir,” ujarnya.
Gus Umar menambahkan, istilah-istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu situasi ini tergantung dengan tingkat kebencian yang dimiliki terhadap pihak tertentu.
“Istilah apapun dinegara ini tergantung kadar kebenciannya,” lanjut Gus Umar.
Istilah baru kalau disemarang namanya genangan. Kalau dijakarta namanya banjir. Jadi Istilah apapun dinegara ini tergantung kadar kebenciannya.— Gus Umar Syadat (@UmarHasibuan_75) February 7, 2021
Diberitakan sebelumnya, wilayah Semarang dan sekitarnya diguyur hujan lebat sejak Jumat, 5 Februari 2021 hingga Sabtu kemarin. Curah hujan yang tinggi ini lantas mengakibatkan banjir parah di sejumlah wilayah dan melumpuhkan arus lalu lintas.
Terdapat beberapa wilayah yang mengalami banjir yang cukup tinggi, yakni Mangkang, Ngaliyan, Jalur Pantura Mangkang ke arah Jakarta, serta daerah Kaligawe ke Demak dan Surabaya.
Tak hanya melumpuhkan arus lalu lintas, banjir Semarang ini juga mengganggu operasional Stasiun Kereta Api Tawang-Poncol serta jalur perlintasan KA itu sendiri.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeldjono, banjir ini disebabkan karena curah hujan tinggi yang sudah masuk kategori ekstrem.