“Hanya Presiden @jokowi yg ‘butuh’ buzzers. Presiden2 sebelumnya ngapain aja?” ujar Yan Harahap.
Seperti diberitakan, Kwik Kian Gie menuturkan bahwa para buzzer ini mengkritisi dengan menghubungkan permasalahan saat ini dengan kehidupan pribadinya.
Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yg berbeda dng maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis2an, masalah pribadi diodal-adil. Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik2 tajam. tidak sekalipun ada masalah— Kwik Kian Gie (@kiangiekwik) February 6, 2021
“Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yg berbeda dng maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis2an, masalah pribadi diodal-adil,” ujarnya.
Baca Juga: Ucapkan Duka Cita Usai Ustaz Maaher Meninggal, Teddy Gusnaidi: Jangan Ungkit Lagi Urusan Duniawinya
Adanya hal itu, Kwik Kian Gie pun membandingkan kondisi era ini dengan kondisi kebebasan berpendapat pada era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Ia menilai bahwa pada saat era Soeharto, dirinya merasa diberikan kolom dalam sebuah harian nasional guna mengajukan kritik-kritik yang tajam, tanpa akan muncul masalah setelahnya.
“Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik2 tajam. tidak sekalipun ada masalah,” katanya.***