“Jadi apa poinnya? Nggak ada apa-apa itu. Saya sebetulnya hanya ingin memuji bahwa Presiden Jokowi mampu untuk menyembunyikan dendamnya itu melalui kalimat kritikan. Padahal dendamnya itu didelegasikan pada buzzer dan pada tokoh-tokoh yang memang membenci oposisi,” ujarnya.
Tak hanya itu, sang filsuf juga menilai bahwa sebetulnya ucapan Jokowi adalah permainan dua muka, di mana ketika orang mengkritik, pada saat yang sama orang tersebut sudah ditunggu oleh pihak kepolisian.
Dengan mengamati sikap Presiden ke-7 RI itu, yang meminta untuk dikritik, Rocky menilai bahwa sang presiden seolah tidak memahami kondisi kebebasan pers serta politik oposisi saat ini.
Pengamat politik itu kemudian menyinggung soal pernyataan Kwik Kian Gie belum lama ini yang mengaku takut untuk beropini di era pemerintahan sekarang.
“Jadi ketakutan Kwik Kian Gie, ketakutan Ibu Susi itu melampaui ucapan presiden. Silakan kritik artinya ‘artinya Anda boleh ngomong, omongan Anda dijamin oleh kebebasan. Tetapi setelah Anda ngomong, kami tidak jamin kebebasan Anda’ Kira-kira begitu isi pikiran politik kita,” kata dia.
***