“Dari indikator-indikator tadi, Indonesia mendapatkan skor 7.92 untuk proses pemilu dan pluralisme, skor 7.50 untuk fungsi dan kinerja pemerintah, skor 6.11 untuk partisipasi politik, skor 4.38 untuk budaya politik, dan skor 5.59 untuk kebebasan sipil,” ujarnya melanjutkan.
Fadli Zon menuturkan jumlah skor yang diperoleh Indonesia tahun 2020 ternyata merupakan perolehan terendah dalam 14 tahun terakhir.
Baca Juga: Tidak Punya Kartu Keluarga Sejahtera Juga Bisa Daftar KIP Kuliah, Simak Cara Berikut
“Dengan skor yang rendah itu, kita masih dikategorikan sebagai negara dengan demokrasi cacat,” kata Fadli Zon.
Secara global, EIU mencatat sepanjang pandemi Covid-19 berlangsung, indeks demokrasi dunia memang turun dan mengalami penurunan yang tidak terlalu jauh.
“Namun, turunnya skor Indonesia ke angka paling rendah sepanjang sejarah tentunya bukanlah sesuatu yang pantas dimaklumi,” kata Fadli Zon melanjutkan.
Di tengah-tengah pandemi, turunnya indeks demokrasi bisa menjadi hal buruk.
Sebab, merujuk kepada riset yg dibuat oleh transparency international, makin lemahnya demokrasi biasanya akan berbanding lurus dengan semakin tingginya angka korupsi.
“Padahal, praktik korupsi diketahui bisa kian memperburuk dampak pandemi. Sayangnya, situasi buruk itulah yg kini sedang berlangsung di Indonesia,” ujarnya.