PR DEPOK - Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Ulil Abshar Abdalla turut menanggapi tuduhan radikal yang tengah menimpa mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Ulil Abshar menyayangkan pihak-pihak tertentu yang dengan mudah melabeli seseorang ‘radikal’ jika orang tersebut dianggap berseberangan dengan pemerintah.
Meski begitu, Ulil Abshar sepakat bahwa radikalisme agama adalah masalah yang serius. Namun, lanjutnya, bukan berarti bisa digunakan sembarangan seperti dijadikan alat politik.
Tanggapan tersebut disampaikan Ulil Abshar melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @ulil pada Sabtu, 13 Februari 2021.
“Sangat disayangkan bhw label ‘radikal’ ini sekarang ini dengan mudah dipakai sebagai alat ‘pembungkam’ (muzzling mechanism) terhadap sosok2 yg dipandang berseberangan dg pemerintah. Saya setuju: radikalisme agama adalah tantangan yg serius. Tapi bukan dijadikan alat politik,” kata Ulil Abshar dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Sangat disayangkan bhw label "radikal" ini sekarang ini dengan mudah dipakai sebagai alat "pembungkam" (muzzling mechanism) terhadap sosok2 yg dipandang berseberangan dg pemerintah.
Saya setuju: radikalisme agama adalah tantangan yg serius. Tapi bukan dijadikan alat politik.— Ulil Abshar-Abdalla (@ulil) February 13, 2021
Kemudian, Ulil Abshar juga mempertanyakan pihak-pihak dibalik GAR ITB yang menuduh Din Syamsuddin radikal.
Dia mengaku meskipun kerap berbeda pandangan dengan Din Syamsuddin, tetapi jika menuduhnya radikal jelas sangat salah paham.