“Gaya GAR ini ngingatkan sy pd Revolusi Kebudayaan (1966/76) di RR Tiongkok pimpinan istri Ketua Mao Jiang Qing,” kata dia.
Gaya GAR ITB ini, dikatakan Adhie Massardi, sebagai salah satu cara untuk melibas lawan politik.
“Mereka libas lawan politik dng isu yang dikarang bebas. Banyak korban. Endingnya, setelah kendali kekuasaan ganti Janda Mao CS masuk bui,” ucap Adhie Massardi.
REVOLUSI KEBUDAYAAN 》gaya GAR ini ngingatkan sy pd Revolusi Kebudayaan (1966/76) di RRTiongkok pimpinan istri Ketua Mao Jiang Qing. Mereka libas lawan2 politik dng isu yg dikarang bebas. Banyak korban.
▪︎endingnya, setelah ganti kendali kekuasaan ganti Janda Mao Cs masuk bui. https://t.co/y3VdD1GmSY— ADHIE M MASSARDI (@AdhieMassardi) February 15, 2021
Seperti diketahui sebelumnya, GAR ITB atau Gerakan Anti Radikalisme (GAR) yang berisikan 2.075 Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), melaporkan Din Syamsuddin atas tuduhan radikalisme ke KASN pada Oktober 2020.
Din yang menjabat sebagai ASN dan dosen FISIP UIN Jakarta, dilaporkan dengan enam poin pelanggaran di antaranya Din Syamsuddin diduga bersikap konfrontasi terhadap lembaga negara, dengan menuduh adanya ketidakadilan dalam proses peradilan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi.
Din Syamsuddin juga dituduh mendiskreditkan pemerintah tanpa argumen valid saat berstatus PNS, sebarkan fitnah, sentimen agama hingga agitasi publik untuk melawan pemerintahan yang sah.***