“Jadi karena nggak peduli pada oposisi, padahal oposisi sudah terangkan pada Ibu Sri Mulyani juncto presiden, bahwa ekonomi berbahaya loh. Karena dari awal sebelum covid, kita sudah hancur lebur karena cara menyusun anggaran itu tidak memproteksi rakyat tapi justru memproteksi korporasi,” tutur Rocky.
Lebih lanjut, pengamat politik itu mengklaim bahwa dari awal para ekonom di pihak oposisi sudah memberi sinyal kondisi ekonomi Indonesia yang kian merosot.
Baca Juga: Pelantikan Kepala Daerah Ditunda, Sekda Depok Ditunjuk Jadi Plh Wali Kota
Oleh karena itu, sambungnya, jangan membawa-bawa Tuhan ketika kebijakan pemerintah justru tidak memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.
“Jangan bawa-bawa Tuhan kalau soal itu adalah karena kedunguan kebijakan. Itu kritik saya pada Ibu Ani sebagai menteri, sebagai pejabat publik, nggak boleh bawa-bawa hal yang metafisik. Ini semuanya soal metodologi, perencanaan yang kacau, fokus yang keliru, itu harus diakui,” paparnya.
Pengamat politik yang juga seorang filsuf itu menekankan agar pemerintah mau mengakui kesalahannya dalam membaca sinyal dan enggan mendengarkan peringatan dari para pengamat kritis.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa manusia hanya bisa berencana tetapi Tuhan yang menentukan kondisi perekonomian Indonesia, terlebih setelah munculnya pandemi Covid-19.
“Itu desain APBN dalam kondisi di mana kita berharap 2020 tadi dengan optimisme, pertumbuhan ekonomi baik, perdagangan internasional vibrance dan kita mampu mendorong perekonomian melalui investasi, konsumsi dan ekspor. Namun manusia berencana Tuhan menentukan lain. Maret kita pandemi, seluruh dunia kena pandemi,” ujar Menkeu Sri Mulyani.***