Tanggapi Respons JK Soal Kritik, Rocky Gerung Usul Jokowi Terbitkan Perpres Tutorial Cara Mengkritik

HM
- 15 Februari 2021, 18:40 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung.
Pengamat politik, Rocky Gerung. /Instagram @rocky.gerung

PR DEPOK - Pengamat politik Rocky Gerung, kembali menanggapi pernyataan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) merespons restu Joko Widodo (Jokowi) yang membuka pintu lebar untuk mengkritik kinerja pemerintahannya.

Diketahui sebelumnya, SBY merespons pernyataan Jokowi soal kritik mengkritik pemerintah dengan mengibaratkan sebuah kritik itu seperti obat, sedangkan sanjungan layaknya gula.

Sementara JK merespons restu Jokowi untuk mengkritik pemerintahannya dengan sebuah pertanyaan, yakni bagaimana caranya mengkritik pemerintah tanpa ditangkap polisi?.

Baca Juga: 6 Tahun Jokowi Memimpin Dinilai Tak Hasilkan Demokrasi, Rocky: Buzzer Gak Mutu Tak Bisa Tambal Kepemimpinannya

Dikatakan sebagai satir berbahaya yang dilontarkan JK, Rocky Gerung menjawab pertanyaan itu dengan mengusulkan dikeluarkannya Perpres tutorial tentang cara mengkritik.

“Pak JK memang satirnya lebih berbahaya dengan menanyakan apa yang mesti dilakukan supaya nggak ditangkap?. Bagaimana kalau presiden mengeluarkan SK, atau Perpres yaitu tutorial tentang cara mengkritik. Supaya masyarakat paham, Jadi nanti ada kepres tentang cara mengkritik, itu untuk menghindari kejaran Bareskrim,” ujarnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari tayangan video di kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Senin 15 Februari 2021.

Sementara itu untuk pernyataan SBY, Rocky Gerung menilai ini adalah sebuah satir yang bagus dari mantan Presiden RI ke-6 yang tidak dikenali oleh pihak istana saat ini.

Baca Juga: Sebut Isu Radikal Dibuat Pihak yang Tak Puas Menang Pilpres 2019, RG: Mereka Pemenang Tapi Mental Pecundang

Menurut Rocky pemikiran para kritisi kini tidak akan sampai ke pihak istana lantaran adanya buzzer yang dipelihara pemerintah.

“Kita tahu bahwa kemampuan kekuasaan itu sangat diandalkan pada per-buzzer-an ini, bahkan ada peternakan buzzer di istana. Yang datang dari presiden, jubir dan segala macam kalimat defensif. Maka tidak tahu supaya istana itu maksimal,” ujarnya.

Dalam penuturannya, Rocky mengatakan bahwa respons SBY dan JK soal kritik tidak mungkin keluar dari pandangan keduanya tanpa tahu situasi yang terjadi.

Baca Juga: Profil dan Fakta Unik Uhm Ki Joon, Yoon Jong Hoon hingga Ha Do Kwon yang Ambisius dalam Drama The Penthouse

Ada informasi yang datang dari istana sehingga SBY dan JK tahu betul peristiwa yang terjadi di dalamnya.

”Itu semacam sinyal aja bahwa seluruh kalkulasi masyarakat sipil akhirnya terbukti hari-hari ini. Ada buzzer yang masih beroperasi yang bahkan dibiayai oleh pemerintah. Karena itu akhirnya Pak JK, Pak SBY bicara"

"Kan nggak mungkin Pak JK nggak tahu wong dia puluhan tahun ada di situ. Nggak mungkin Pak SBY bicara kalau nggak dapat info-info dari istana. Kan SBY dan JK keluar dari istana sambil meninggalkan kuping. Jadi tahulah mereka tentang apa yang terjadi di istana,” kata Rocky.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 15 Februari 2021, Apakah Andin akan Mengandung Buah Hatinya dengan Al?

Ia menambahkan apa yang diutarakan SBY dan JK sebenarnya secara tersirat ingin mengembalikan kedudukan kritik pada tempat yang sebagaimana mestinya.

”Kritik itu bukan soal pedas atau tidak pedas. Kritik itu soal bermutu atau tidak bermutu. Kritik yang bermutu pasti pedas supaya bisa langsung terlihat inti kritiknya. Kan kita tidak bisa mengkritik dengan eufimisme, itu kan pertanda kalau kita ragu-ragu. Kritik itu harus frontal supaya betul-betul objek yang dikritik menghasilkan pemikiran baru,” ucap Rocky Gerung.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x