PR DEPOK – Pengamat politik sekaligus filsuf Rocky Gerung turut mengomentari dilaporkannya Din Syamsudin lantaran dituding sebagai tokoh yang radikal.
Dalam komentarnya, Rocky Gerung menerangkan bahwa pelaporan tersebut menandakan bahwa para buzzer hanya tinggal memiliki dua istilah yang bisa dipakai, yakni kadrun dan radikal.
“Orang yang tidak mampu melihat konsep di belakang istilah, itu artinya dia pongah atau betul-betul dia udah frustrasi sehingga apapun (disebutnya) ‘kadrun lu’, ‘radikal lu’. Akhirnya orang tonton itu kan,” ujarnya dalam dialog bersama Hersubeno Arief, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal Youtube Rocky Gerung Official.
Baca Juga: Kondisi Kesehatan Mulai Menurun, Kak Seto Dikabarkan akan Jalani Operasi Kanker Prostat
Menurut Rocky Gerung, Din Syamsudin berupaya untuk menyelenggarakan toleransi yang berbasis pada kesetaraan manusia.
Akan tetapi, kata Rocky Gerung, pihak-pihak tertentu justru mengulik kembali masa lalu ataupun apa yang pernah dilakukan Din Syamsudin sebelumnya.
“Mestinya buzzer-buzzer ini yakinkan orang-orang di sekitar Din Syamsudin bahwa Din Syamsudin itu radikal, baru orang-orang itu menjauh. Bukan Din-nya yang diolok-olok. Ya orang-orang itu menganggap ‘lu baru bangun tidur, gue udah main sama Din Syamsudin. Ngapain lu anggap dia radikal’, kan ngaco itu,” kata Rocky Gerung menambahkan.
Sementara itu, terkait dengan pelapor Din Syamsudin, yakni Gerakan Anti Radikal (GAR) ITB, Rocky Gerung menganggap bahwa kelompok ini menggunakan nama ITB bukan sebagai Institut Teknologi Bandung.