PR DEPOK – Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden terkuat hingga saat ini masih relatif stabil dan tetap kokoh.
Temuan survei Indometer menunjukkan elektabilitas Prabowo sebesar 17,2 persen, setelah sebelumnya sempat turun dari 17,6 persen pada survei bulan Juli 2020 menjadi 16,8 persen pada survei bulan Oktober 2020.
"Prabowo masih kokoh sebagai capres terkuat,” kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer, Leonard SB dalam seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara pada Jumat, 19 Februari 2021.
Baca Juga: Geram PDIP Kerap Bicara Mengatasnamakan Rakyat, Yan Harahap: Tapi Bansos Dirampok, Triliunan Pula
Survei yang baru dikeluarkan Indometer ini pun kemudian dikomentari oleh tokoh Papua, Christ Wamea melalui akun Twitter pribadinya @PutraWadapi pada Kamis, 18 Februari 2021.
Christ Wamea mengatakan bahwa meskipun Prabowo selalu menjadi capres terkuat selama hampir tiga periode dalam semua hasil survei, namun dia tidak pernah benar-benar jadi Presiden.
“Bapak kita ini hampir 3 periode Capres terkuat melulu dari semua hasil survei tapi tdk pernah jd presiden,” kata Christ Wamea.
Baca Juga: Arsenal VS Benfica: Hasil Imbang 1-1 Jadi Peluang Dalam Leg Kedua Liga Eropa
Diketahui, upaya Prabowo untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia dimulai sejak Pemilu Presiden 2004.
Saat itu, Prabowo maju dalam konvensi calon presiden Partai Golkar, namun kalah dan konvensi dimenangkan oleh Wiranto.
Pada 2009, Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai Presiden. Namun kali ini, dia memiliki kendaraan sendiri yakni Partai Gerindra.
Baca Juga: Din Syamsuddin Desak Revisi SKB 3 Menteri, Ferdinand: Ciri Orang Radikalis Memang Gemar Pemaksaan
Awalnya, Prabowo berniat maju bersama Ketua Umum PAN kala itu Soetrisno Bachir yang digandengnya menjadi calon wakil presiden.
Namun, upaya Prabowo-Soetrisno gagal diawal karena tidak mampu memenuhi persyaratan kursi dukungan.
Prabowo pun mengubah rencananya dan berkoalisi bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden.
Melalui perundingan yang cukup lama, akhirnya Prabowo dipasangkan dengan Megawati sebagai calon wakil presiden.
Namun lagi-lagi, pasangan ini gagal meraih kemenangan. Kemenangan Pilpres saat itu diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono.
Pada 2014, Prabowo kembali maju. Kali ini, Prabowo berhasil menjadi calon presiden dan menggandeng Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa.
Tetapi Prabowo kalah lagi. Pasangan Prabowo-Hatta harus mengakui keunggulan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Terakhir pada 2019, Prabowo kembali maju dan kembali menantang Jokowi sebagai petahana. Prabowo pun menggandeng Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.
Namun Prabowo menelan kekalahan lagi, dan Pilpres 2019 dimenangkan oleh pasangan Jokowi dan Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin.***