Lima provinsi yang paling banyak diambil sampel adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan DI Yogyakarta.
“Ini akan membuat tantangan baru kita kedepan untuk lebih mengembangkan proses yang berkaitan riset yang semakin cepat,” tuturnya menjelaskan.
Ia menerangkan bahwa model penanganan yang lebih baik dan studi epidemiologis yakni secara analitik. Karena menurutnya, proses mutasi sudah ada di sekitar masyarakat.
Sebelumnya, Menristek Bambang Brodjonegoro menyebut bahwa Indonesia masih terus melakukan teknik WGS.
Baca Juga: Jokowi Resmi Cabut Perpres Terkait Investasi Industri Miras, HNW: Semoga Kedepan Tidak Terulang Lagi
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, sebagai salah satu pihak yang melakukan WGS, juga menargetkan menganalisis 5.000 sampel.***