Pengamat Politik Sebut yang Dilakukan Moeldoko adalah Ekpresi Amoraliras Politik

- 6 Maret 2021, 15:09 WIB
Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona tanggapi soal KLB Moeldoko.
Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona tanggapi soal KLB Moeldoko. //Antara/Bernadus Tokan/

PR DEPOK - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko bisa menolak tawaran sebagai Ketum DPP Partai Demokrat (PD) dalam KLB PD di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Apabila ini ditempuhnya, dia bisa dinilai sebagai pemersatu PD.

“Kemudian menjadi Ketua Umum dengan cara yang fair dan demokratis," kata Pengamat Politik, Mikhael Raja Muda Bataona dikutip Pikiran Rakyat Depok dari Antara, Sabtu 6 Maret 2021.

Baca Juga: Klaim Moeldoko tak Punya Malu, Yan Harahap: Bantah Terlibat Kudeta, Akhirnya Lantang Terima Kursi Ketum PD

Dengan Moeldoko menerima pengajuan peserta KLB PD menjadi Ketum DPP PD berarti dia melibatkan Kabinet Jokowi ke dalam konflik tersebut.

Malahan, ini akan menimbulkan anggapan buruk oleh publik bagi Pemerintahan Jokowi.

Walaupun kisruh PD telah terjadi sebelum KLB parpol ini di Deli Serdang.

Konflik itu dimulai ketika Anas Urbaningrum dilengserkan sebagai Ketum DPP PD.

Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar Kartu Keluarga Sejahtera KKS untuk Dapat Bansos 2021 PKH, BSP/BPNT, KIP Kuliah

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah