Siti pun mengaku heran mengapa masih ada anak bangsa yang terperangkap dengan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia sehingga muncul kudeta dan sebagainya.
“Padahal, Presiden telah menyerukan agar semua elemen masyarakat untuk bersatu padu,” katanya.
Menurutnya, pada dasarnya polemik atau dualisme di dalam tubuh suatu partai politik hanya melibatkan langsung kader atau internal partai saja.
Akan tetapi, ada yang berbeda dengan kejadian Demokrat mengingat Moeldoko yang bukan kader partai muncul ke permukaan secara terbuka.
“Itu terjadi karena etika dan moral politik sudah tidak ada. Padahal, posisi etika berada di atas hukum,” ujar Siti.***