PR DEPOK - Da'i dari pedalaman Nuu Waar, Irian Jaya, Fadlan R Garamatan diduga menanggapi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut).
Pasalnya, KLB Partai Demokrat tersebut telah menetapkan KSP Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan posisi Agus Hartimurti Yudhoyono (AHY).
Ustaz Fadlan, singgung soal rakus akan kekuasaan, tidak punya malu dan akhlak.
Baca Juga: Tak Ada Frasa Agama dalam Peta Jalan Pendidikan, Cholil Nafis: Kok Bisa Kelupaaan Pada Agama
Ia juga menuliskan soal lupa terhadap gurunya, dan menyakiti sang guru dengan kudeta yang telah dilakukan.
"Rakus kekuasaan, Sombong, tidak punya malu, tidak punya akhlak, menang sendiri, lupa kepada Sang Guru, dan kini menyakiti Sang Guru dengan kudeta," ujar Ustaz Fadlan.
Ustaz Fadlan pun mengatakan bahwa perbuatan tersebut merupakan contoh yang tidak terpuji.
Ia pun mengatakan bahwa orang tersebut akan 'kuwalat' bersama dengan keturunan-keturunannya.
"Contoh tak terpuji, jangan di ikuti, kelak kuwalat bersama keturunannya," ujar Ustaz Fadlan, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Sebelumnya, KLB Partai Demokrat juga dikomentari oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Ia menekankan, bahwa KLB Partai Demokrat di Sumut saat ini bukan masalah hukum melainkan masalah internal partai.
Rakus kekuasaan, Sombong, tidak punya malu, tidak punya akhlak, menang sendiri, lupa kepada Sang Guru, dan kini menyakiti Sang Guru dengan kudeta, contoh tak terpuji,jangan di ikuti, kelak kuwalat bersama keturunannya— Fadlan R Garamatan (@fadlannuuwaar) March 8, 2021
Menurutnya, KLB di Sumut akan menjadi masalah hukum bila didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).***