AHY Disebut Terlalu Dipaksakan Jadi Ketum Demokrat, Gus Umar: Emang Gibran-Bobby Gak Dipaksa Jadi Wali Kota?

- 12 Maret 2021, 16:00 WIB
Gus Umar.
Gus Umar. /Instagram @umar_hasibuan70

PR DEPOK - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Gus Umar Hasibuan, mengomentari isu yang mengatakan bahwa SBY terlalu memaksakan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Dalam cuitan yang diunggah di akun Twitter miliknya @UmarChelsea75 pada Jumat, 12 Maret 2021, ia membandingkan AHY dengan putra dan menantu Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution.

"AHY terlalu dipaksakan jd ketum Demokrat kata buzzerp? Biar adil emang Gibran dan Bobby Gak dipaksain jd Walikota? #SeriusNanya," ujar Gus Umar, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Fadli Zon Sebut Momen Tepat untuk Bebaskan Habieb Rizieq Shihab

Untuk diketahui, Gibran telah resmi menjabat sebagai Wali Kota Solo, sementara Bobby Nasution menjabat sebagai Wali Kota Medan.

Keduanya sama-sama dilantik pada tanggal 26 Februari 2021 usai dinyatakan memenangkan Pilkada Serentak 2020 lalu.

Diberitakan sebelumnya, AHY disebut-sebut sebagai pihak yang terlalu dipaksakan untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Beragam komentar dilayangkan terhadap putra pertama SBY itu terkait kepemimpinannya di partai tersebut.

Baca Juga: Partai Demokrat Gugat 10 Politisi Penggerak KLB, Herzaky Mahendra Putra: PN Harapan Terakhir Keadilan

Salah satu komentar juga datang dari Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan (Unhan), Prof. Salim Said, yang mengatakan bahwa SBY sangat menginginkan AHY menjadi ketum menggantikan dirinya.

Bahkan Salim Said mengungkap bahwa kisruh yang terjadi di Partai Demokrat itu sebenarnya diawali oleh tindakan SBY yang mengkudeta para kader, demi menjadikan AHY sebagai ketua umum.

"Yang melakukan kudeta pertama itu adalah Pak SBY terhadap orang Demokrat dan menjadikan anaknya sebagai ketua partai. Nah ada persoalan di sini, pertama caranya itu menurut orang-orang yang bikin KLB itu (mantan kader Demokrat), adalah bikin satu cara sehingga tidak terjadi kontroversi (ketika) putranya Pak SBY jadi ketua partai," ujar Salim Said.

Baca Juga:   Partai Demokrat Resmi Lapor Penggerak KLB ke PN Jakarta Pusat, 13 Orang Kuasa Hukum PD Serahkan Gugatan

Menurutnya, para senior Demokrat ini tidak terima karena SBY yang dikenal sebagai sosok yang kerap menyuarakan anti nepotisme, justru mendorong anaknya untuk memimpin partai.

Tak cukup sampai di situ, lanjut Salim Said, kekesalan sejumlah kader di Demokrat terhadap SBY juga dipicu oleh fakta bahwa AHY berpangkat mayor.

Padahal, katanya, semua partai lain yang sukses dipimpin oleh seorang jenderal.

Baca Juga: Sebut Jalan Terbaik Moeldoko Mundur dari Ketum Abal-abal, Rachland: dengan Gitu, Dia Lepaskan Beban Presiden!

"Jadi itu juga faktor yang diperhitungkan orang ini, mengapa mereka kesal 'kok dipaksakan AHY menjadi ketua'. AHY itu saya kenal masih taruna akademi militer, saya pernah memberi kuliah umum dan diskusi dengan anak muda itu di Magelang. Anaknya pintar, baik, tapi persoalannya kan ada senior-senior partai yang bekerja untuk mensukseskan Demokrat, untuk memenangkan Pak SBY," katanya menerangkan.***

Editor: Annisa.Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x