Ia pun memaparkan beberapa studi mengenai tingkat penularan dan berbahayanya virus varian dari mutasi Covid-19 ini. Guna memastikan bukti ilmiahnya, dia juga memberikan referensi dari studi tersebut, yaitu British Medical Journal.
"Studi sebelumnya menyatakan B.1.1.7 ini lebih mudah menular tapi tidak mematikan dan telah tersebar ke hampir 100 negara. Semoga, studi terbaru yang dimuat di British Medical Journal (Jurnal Kedokteran Britania) ini jadi perhatian kita semua," tulis Ketua Satgas Covid-19 PB IDI itu.
Terakhir, Zubairi Djoerban juga mengutarakan kritikannya dengan membagikan hasil foto yang diambil sahabatnya.
Selain itu, dia mengkritik sekelompok orang yang tidak mengindahkan protokol kesehatan dan cenderung berdesak-desakan di KRL tanpa menjaga jarak. Tentu, bagi Zubairi, tindakan ini sangat disayangkan dan menurutnya bisa dijadika bahan koreksi pihak berwenang.
Foto di bawah ini adalah bonus, sekaligus pertanyaan: apa kabar jaga jarak?
Saya doakan orang-orang yang ada di kereta tersebut sehat-sehat, dan semoga jadi bahan koreksi pihak berwenang.
*Foto diambil sahabat saya pada Kamis sore (18/3/2021).
Terima kasih. pic.twitter.com/0edrqxGx6B— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) March 19, 2021
"Apa kabar jaga jarak? Saya doakan orang-orang yang ada di kereta tersebut sehat-sehat, dan semoga jadi bahan koreksi pihak berwenang," kata Zubairi Djoerban mengiringi unggahan foto yang diambil sahabatnya, Kamis, 18 Maret 2021 di suatu gerbong kereta.***