Dengan demikian, ia menilai bahwa seolah-olah masyarakat tidak sedang bernegara dan seolah-olah politik hanya urusan poster dan surveyor yang mengatur politik.
“Tidak ada pendidikan kewarganegaraan. Padahal sejak SMP ada PKN. Yang gagal itu negara dalam mengajarkan kewarganegaraan,” ujarnya.***