“Kalau menurut data BPS yang biasa digunakan oleh pemerintah, garis kemiskinan di DKI beberapa tahun lalu itu di angka 500 ribuan per kepala per bulan,” ucapnya.
Meski mengalami kenaikan, lanjut Dedek Prayudi, angka tersebut masih sangat jauh dari batas minimal penghasilan golongan warga yang menjadi sasaran program rumah DP 0 persen.
“Hari ini ada di angka 600 ribuan per kepala per bulan, yang di mana angka ini sangat jauh dari batas minimal penghasilan orang-orang yang menjadi sasaran di program DP 0 persen ini,” ujarnya.
Lebih jauh, Dedek Prayudi menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan di DKI Jakarta meningkat dalam dua tahun terakhir, yakni dari 3,55 persen kini menjadi 4,69 persen.
Baca Juga: Ali Ngabalin Sebut Amien Rais Ahli Nujum Usai Ramal Air Laut Naik: Halusinasi Mulu, Mulai Pikun Kali
“Ketimpangan juga meningkat dari 0,90 persen kini menjadi 0,400 persen. Angka ini jauh di atas ketimpangan nasional,” kata Dedek Prayudi.
Selain itu, ia juga menyoroti tingkat pengangguran yang meningkat, yakni dari 5,34 persen menjadi 10, 95 persen.
“Yang di mana artinya lebih dari 1 di antara 10 warga DKI Jakarta itu adalah pengangguran,” kata dia lagi.
Ia mengatakan bahwa hal yang dilakukan Anies Baswedan justru semakin menyasarkan rumah DP 0 persen sebagai program untuk orang-orang kaya dan juga menengah-atas.