PR DEPOK - Wapres Ma'ruf Amin menyampaikan triple burden of disease (segitiga beban penyakit) yang masih dialami Indonesia di bidang kesehatan.
"Terlepas dari situasi pandemi Covid-19 saat ini, kita harus mengakui bahwa tantangan sektor kesehatan kita masih sangat besar. Saat ini kita sedang menghadapi triple burden of diseases atau beban tiga penyakit yang muncul secara bersamaan," katanya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Tiga penyakit yang dimaksud adalah penyakit tidak menular (PTM), penyakit menular klasik, dan penyakit infeksi baru.
Baca Juga: Cara Mengikuti Pelatihan Kartu Prakerja untuk Dapat Cairkan Uang Insentif, Simak Prosedurnya Berikut
Kini PTM mengalami transisi epidemiologis selama 15 tahun dengan jumlah kasus yang naik lebih dari 50 persen.
“Dalam kurun lebih dari 15 tahun, telah terjadi transisi epidemiologis, dimana penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan gagal ginjal meningkat mencapai lebih dari 57 persen dari yang sebelumnya hanya berada pada kisaran 37 persen," tuturnya.
Biaya pengobatan penyakit tersebut paling besar sehingga membebani Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Selain menjadi beban utama pembiayaan kesehatan dalam program JKN, penyakit tidak menular ini justru disebabkan oleh perilaku hidup tidak sehat yang sebetulnya dapat dicegah seperti pola makan tidak seimbang, kurang berolahraga, dan merokok," tuturnya.
Sementara itu Direktur Pencegahan dan Pengendalian PTM Kemenkes dr. Cut Putri Ariane mengutarakan pentingnya usaha deteksi dini PTM guna mencegah tingkat keparahan Covid-19.
Kemenkes menggolongkan PTM seperti hipertensi, sesak napas karena kelainan paru-paru, asma, TBC, dan diabetes sebagai penyakit komorbid yang memicu peningkatan kematian pasien Covid-19.
Baca Juga: Stabilkan Keuangan, Ini Alasan Kebutuhan Awal Tahun Lebih Baik Dipenuhi dengan Pinjaman Online
"Sehingga pemeriksaan faktor risiko harus menjadi budaya di masyarakat untuk menekan angka penyakit tidak menular," ucap Cut.
Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 menyatakan bahwa PTM diderita paling banyak oleh pekerja Aparatur Sipil Negara (ASN) dana TNI/POLRI.
Para pengidap PTN diminta untuk memeriksakan kesehatan secara rutin terutama laki-laki dengan diameter perut 90 cm dan perempuan dengan diameter 80 cm.
Pemeriksaan kesehatan meliputi tekanan darah, gula darah, dan indeks masa tubuh. Dari hal ini dapat diketahui gangguan kesehatan secara dini.
“Budaya memeriksa faktor risiko harus dilakukan di masyarakat, bisa di Klinik perkantoran atau di Posbindu PTM. Lakukan sebulan sekali, ukur tekanan darah, ukur gula darah sewaktu, ukur indeks masa tubuh” ujarnya. ***