Oleh sebab itu, jika mudik tetap diperbolehkan maka akan lebih banyak menimbulkan bahaya daripada manfaatnya.
“Indonesia masih dilanda Covid. Lebih banyak bahayanya mudik daripada manfaatnya. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Saya berharap umat Islam mengamankan kebijakan tsb untuk kebaikan bersama,” tuturnya.
Sebagai informasi, adapun sejumlah pertimbangan lainnya terkait ditiadakannya mudik, di antaranya kontribusi kebijakan libur panjang pada angka penularan dan kematian masyarakat serta tenaga kesehatan akibat Covid-19 yang relatif tinggi.
"Seperti saat Natal dan Tahun Baru tingginya BOR (bed occupancy rate) rumah sakit sehingga diperlukan cara antisipasi," kata kata Muhadjir Effendy..
Keputusan itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, penguatan protokol kesehatan hingga vaksinasi.
Baca Juga: Dapatkan Insentif Kartu Prakerja Rp600 Ribu per Bulan jika Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 16
"Cuti bersama Idulfitri sehari tetap ada tapi, tidak ada aktivitas mudik," ujarnya.
Lebih lanjut, meski adanya larangan mudik Idulfitri tahun 2021, ia mengatakan kebijakan mengenai angkutan barang akan dilonggarkan.
"Untuk angkutan barang akan diperlonggar, tidak ada batasan dengan adanya larangan mudik," ujarnya.