Dengan demikian, AHY menuturkan bahwa sejak awal para kader Demokrat menilai bahwa Moeldoko tidak memperhatikan etika dan nilai-nilai moral yang dipedomi sebagai bangsa yang beradap.
Termasuk juga, ujar AHY, nilai keperwiraan dan keprajuritan menurut AHY tidak diperhatikan Moeldoko.
“Apalagi etika kaperwiraan dan keprajuritan,” kata pria berusia 42 tahun tersebut.
Menurut AHY , kader partai Demokrat dan masyarakat luas mempertanyakan kapasitas Moeldoko sebagai pejabat tinggi negara, mengambil keputusan secara serampangan dan gegabah, emosional dan jauh dari akal sehat.
Apalagi, menurut AHY, setelah tiga minggu ternyata Moeldoko tidak mampu memberikan pernyataan bernas. Malah seolah menghasut dengan pertentangan ideologi.
Meski demikian, AHY mengaku selalu masih membuka pintu maaf untuk Moeldoko. Meski menurut dia, Moeldoko tak menunjukkan penyesalan dan malah kembali menyudutkan pihaknya.
Sebelumnya, Moeldoko menyampaikan keputusannya menerima pinangan jadi ketua Umum Partai Demokrat melalui pertemuan di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatra Utara, 5 Maret 2021, merupakan upaya menyelamatkan partai dan bangsa.
“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali."