Menurut Ferry Koto, jika impor kedelai dihentikan, maka akan menimbulkan kemarahan di kalangan pengusaha tahu tempe dan ibu-ibu.
Pasalnya, kedelai di Indonesia akan menjadi langka sehingga menyebabkan lonjakan harga yang begitu tinggi.
“Antum bisa dimaki-maki pengusaha tahu, tempe kalau larang impor kedelai. Hahaha. Dan bisa diamuki ibu2.... karena harga tahu tempe melonjak, akibat kelangkaan kedelai. :)” kata Ferry Koto sebagaimana Pikiranrakyat-Depok.com.
Antum bisa dimaki-maki pengusaha tahu, tempe kalau larang impor kedelai. Hahaha
Dan bisa diamuki ibu2.... karena harga tahu tempe melonjak, akibat kelangkaan kedelai. :) https://t.co/JIBA4M1mCC— Ferry Koto (@ferrykoto) April 9, 2021
Sebagai informasi, dikutip dari situs resmi Kementrian Pertanian RI, Kementrian Pertanian (Kementan) sudah berkomitmen segera meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
Produksi kedelai dalam negeri harus dipacu untuk pemenuhan kedelai domestik kedepannya agar dapat dipenuhi secara mandiri.
Pasalnya, kebutuhan kedelai setiap tahunya makin bertambah dan pemerintah terus berupaya menekan impor kedelai yang hingga saat ini masih tinggi.
"Kondisi ini menyebabkan pengembangan kedelai oleh petani sulit dilakukan. Petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain yang punya kepastian pasar. Tapi kami terus mendorong petani untuk melakukan budidaya."
"Program aksi nyatanya kami susun dan yang terpenting hingga implementasinya di lapangan," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.