Menurut penuturannya, dasar dari usul yang ia sampaikan adalah bahwa pegawai Kemenag bukan hanya warga yang beragama Islam, demikian pula para peserta Rakernas Kemenag.
“Salahnya doa ini apa sih, orang disuruh doa kok ribut. Jadi salahnya doa itu apa sih? Pada waktu itu ada Rakernas Kementerian Agama, semua pegawai eselon I dan II hadir, di sana agamanya bermacam-macam,” ujarnya tegas.
Selain itu, ia pun berkeyakinan bahwa orang yang mendekatkan diri dengan Tuhan akan berpikir dua kali ketika hendak bertindak buruk.
“Ketika mereka ingat Tuhannya maka perilaku koruptif atau yang tidak baik itu otomatis akan menjauh.”
“Dengan doa menjauhi dari perilaku buruk enggak? Kalau doa saja sudah tidak mampu menjauhkan dia dari perilaku buruk, terus apalagi yang bisa menjauhkan mereka kecuali maut,” katanya.***