Network
"Ini terjadi karena mutasi ini nampaknya berdampak pada respon sistem imun," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Sabtu, 10 April 2021.
Kemudian hal yang ada dalam mutasi baru ini adalah kemampuan untuk menghindari kekebalan alami dari infeksi Covid-19 sebelumnya dan juga bisa mengurangi perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin saat ini.
Maka dari itu, mutasi Eek ini juga disebut sebagai mutasi yang "melarikan diri" lantaran mengubah bagian protein spike virus yang diandalkan sistem kekebalan untuk mengenali dan memulai tanggapan kekebalan.
Perubahan tersebut mungkin juga berarti bisa menghindari respons imun yang dipicu oleh vaksin atau infeksi sebelumnya.
Lebih lanjut, mutasi E484K mengubah protein spike virus asli sehingga menjadi lebih mudah mengikat dan membentuk koneksi yang lebih kuat ke sel inang, membuatnya jadi lebih menular.
Baca Juga: Antam 2 Gram Naik Rp18.000, Cek Daftar Harga Emas di Pegadaian Sabtu, 10 April 2021
Apabila varian B117 ditambah dengan mutasi E484K, dikatakan Tjandra, maka akan membuat tubuh harus meningkatkan jumlah antibodi serum agar bisa mencegah infeksinya.
"Kita sudah sama ketahui varian B117 memang sudah terbukti jauh lebih mudah menular, sehingga kalau bergabung dengan mutasi E484K maka tentu akan menimbulkan masalah cukup besar bagi penularan di masyarakat Covid-19," ucapnya menjelaskan.
Lalu mutasi baru ini, lanjut dia, juga tampaknya akan memperpendek masa kerja antibodi netralisasi di dalam tubuh. Dengan kata lain, orang jadi akan lebih mudah terinfeksi ulang setelah sembuh dari sakit Covid-19.
