Fadli Zon Sayangkan PT Pelni Ramai Bukan karena Prestasi: BUMN Dihuni Pejabat yang ‘Dangkal’ Soal Radikalisme

- 12 April 2021, 19:16 WIB
Politisi Partai Gerindra dan Ketua (BKSAP) DPR, Fadli Zon.
Politisi Partai Gerindra dan Ketua (BKSAP) DPR, Fadli Zon. /Instagram @fadlizon

PR DEPOK – Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Fadli Zon mengemukakan pendapatnya soal isu hangat yang menyangkut PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).

Sebagaimana diberitakan, PT Pelni menjadi sorotan usai pihaknya membatalkan seluruh kajian Ramadhan yang dianggap diisi oleh sejumlah pendakwah yang dinilai radikal.

Tidak hanya itu, PT Pelni juga telah mencopot karyawannya yang menjadi panitia dari rangkaian kegiatan Ramadhan tersebut.

Baca Juga: KSPI Tolak Pembayaran THR Dengan Dicicil, Menaker Akan Dengar Dewan Pengupahan dan Badan Pekerja Tripatrit

Menanggapi hal itu, Fadli Zon melontarkan kritiknya melalui akun Twitter @fadlizon seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Ia menyayangkan PT Pelni yang kini disorot bukan karena prestasi, melainkan salah satu Komisarisnya yang dinilai mengidap Islamophobia.

Cuitan Fadli Zon.
Cuitan Fadli Zon.

Sayang sekali PT Pelni menjadi obyek perhatian publik bukan karena prestasi atau capaiannya, melainkan karena ada komisarisnya yang mengidap Islamophobia,” kata Fadli Zon pada Minggu, 11 April 2021.

Baca Juga: Unggah Momen Bulan Madu Romantis dengan Aurel Hermansyah, Atta Halilintar: Makin Banyak Orang Iri

Ia menjelaskan, sikap fobia terhadap Islam biasanya diidap oleh orang-orang yang kemampuan literasinya miskin dan dangkal.

Menurutnya, orang-orang tersebut tidak memahami ajaran Islam, atau justru tidak mengenal umat Islam dengan baik.

Cuitan Fadli Zon.
Cuitan Fadli Zon.

Akibat dangkalnya pemahaman tersebut, dia jadi gampang memberikan stigma. Menurut saya, sangat berbahaya jika BUMN dihuni oleh pejabat-pejabat yg dangkal pemahaman kemasyarakatannya semacam itu,” ucapnya.

Baca Juga: Buka Pendaftaran untuk 3 Program Studi, Berikut Cara Lengkap Daftar Sekolah Kedinasan PKN STAN 2021

Apalagi, lanjut dia, secara akademik sikap ‘radikal’ bukan merupakan suatu bentuk kejahatan.

Intoleransi, serta terorisme memang adalah bentuk kejahatan. Tetapi, menyamakan ‘radikal’ dengan ‘intoleransi’, atau ‘terorisme’, jelas sebuah kesalahan. Itu sesat pikir namanya,” ujarnya.

Di Indonesia, jelas dia, label radikal kini secara politis telah dikonotasikan kepada kalangan Islam.

Sehingga, tuduhan itu umumnya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Apalagi, secara konsep sudah jelas keliru,” kata Fadli Zon.

Baca Juga: Daftarkan Partai Demokrat Atas Nama Pribadi, Ferdinand: Saya tak Yakin SBY Lakukan Ini Kecuali Diracuni 

Ia menilai, hal itu menjadi alasan mengapa masyarakat Islam menjadi sensitif jika mendengar tuduhan radikal.

Sebab di sisi lain, kata dia, kelompok-kelompok yang sudah jelas memberontak atau melakukan kekerasan bersenjata, justru diberi label eufemistik.

Namun, ketika ada kelompok Islam menyerukan ajaran agamanya, seperti menyebut kata ‘jihad’, misalnya, stigma radikal langsung disematkan. Padahal, kata jihad sendiri memiliki makna yang luas,” tutur dia.

Baca Juga: Sebagian Desa Tunbaun NTT Tenggelam Diterjang Siklon Tropis Seroja, Warga: Suara Kami Tidak Didengar

Ia menerangkan, sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, pejabat publik seharusnya berhati-hati dalam melontarkan pernyataan terkait soal keislaman.

Fadli Zon pun menuturkan bahwa masyarakat tak ingin kembali ke zaman yang tidak bersahabat dengan Islam dan umat Islam.

Menteri BUMN seharusnya memberikan pembinaan kepada para petinggi PT Pelni,” ucapnya.

Baca Juga: Mensos Risma Kunjungi Lokasi Dampak Gempa Malang di Lumajang Usai Pantau Penanggulangan Bencana di NTT

Menurutnya, hak karyawan PT Pelni untuk beribadah atau melakukan kegiatan keagamaan tidak seharusnya diintervensi oleh direksi atau komisaris.

Cuitan Fadli Zon.
Cuitan Fadli Zon.

Itu mengesankan tugas direksi dan komisaris BUMN jadi bersifat remeh-temeh belaka,” tutur Fadli Zon.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x