Kesaksian Remaja yang Selamat dari Bencana di Lembata NTT, Yeremias Berlari dari Atap ke Atap  

- 12 April 2021, 14:40 WIB
Ilustrasi. Lembata Status Tanggap Darurat Bencana.
Ilustrasi. Lembata Status Tanggap Darurat Bencana. /BNPB/BPBD Kabupaten Lembata

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebelum kejadian, sebagian penduduk sudah dalam posisi siaga, sebab camat setempat sudah lebih dahulu memberikan peringatan dini akan adanya ancaman tanah longsor via WhatsApp Group masing-masing penduduk desa.

"Berhubung curah hujan dan angin nonstop, maka disampaikan kepada para kades untuk tetap imbau warga berhati-hati di jalan serta dilarang melaut dan warga di dekat area kali disarankan mengungsi ke tempat aman menjaga ada banjir lahar dingin dari gunung," demikian peringatan dini yang disampaikan camat setempat.

Meski sudah ada peringatan, Yeremias menjelaskan bahwa mayoritas penduduk Waimatan memilih tetap berada di rumah sebab perkampungan mereka tidak berada di jalur sungai maupun kawasan rawan longsor.

Baca Juga: Bandingkan Ibu Tien Gagas TMII dan Soekarno Gagas Kemerdekaan, Teddy: Soekarno Tak Pernah Merasa Miliki Negara

"Kami tetap tidur di rumah. Satu kampung ini semuanya saudara saya. Ada paman dan bibi juga," kata Yeremias.

Tidak hanya itu, ia memberikan kesaksian bahwa bencana itu berlangsung dalam hitungan detik. Tidak ada peluang bagi mereka yang tidur untuk menyelamatkan diri.

Hingga kini memasuki sepekan bencana tanah longsor di Kabupaten Lembata, NTT upaya pencarian terhadap sisa korban yang hilang masih terus berlanjut.

Terpantau sejak pagi hingga petang, tiga alat berat jenis eskavator, personel gabungan hingga anjing pelacak saling membahu di Desa Waimatan, Lembata, NTT.***

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x