PR DEPOK – Mantan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, Dipo Alam memberikan komentar menohok pada pernyataan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Menpan RB) Tjahjo Kumolo.
Seperti diketahui, Tjahjo Kumolo menyayangkan masih banyaknya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masih melakukan tindak korupsi.
Tjahjo Kumolo pun menjelaskan bahwa setiap bulannya, Kemenpan RB masih harus memecat tidak hormat para PNS yang terjerat korupsi.
Lebih lanjut, Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa setiap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka perkara korupsi, bisa dipastikan ada PNS di berbagai tingkatan yang terlibat.
Tak hanya itu, ditambahkan Tjahjo Kumolo, peran PNS tersebut bisa jadi sebagai penyerta atau sebagai inisiator.
Maka dari itu, mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) itu menegaskan bahwa hal tersebut menjadi perhatian Kemenpan RB untuk terus diperbaiki.
Di samping itu, Tjahjo Kumolo mengakui bahwa dirinya merasa sedih untuk melakukan pemecatan tersebut setiap bulannya.
Baca Juga: Seorang Ayah di Aceh Tega Setubuhi Anaknya yang Berusia 14 Tahun Sebanyak 4 Kali
Baca Juga: Login efrom.bri.co.id/bpum untuk Cek Daftar Nama Penerima Banpres BPUM BLT UMKM 2021
Mengenai pernyataan Tjahjo Kumolo itu, Dipo Alam melalui cuitan di Twitter pribadinya @dipoalam49, mempertanyakan maksud dari penyebutan PNS yang terjerat korupsi setiap bulannya.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Senin 19 April 2021, Dipo Alam menduga apakah Tjahjo Kumolo merasa sedih atau memang sudah pasrah dengan tindakan korupsi tersebut.
“Artinya? Pak Menteri sedih atau pasrah PNS pada korupsi bulanan?” tutur Dipo Alam seraya bertanya.
Padahal menurutnya, tidak sedikit PNS yang terjerat kasus korupsi, bahkan sampai ke tingkat menteri.
Baca Juga: Ditanya Naksir Billy Syahputra atau Tidak, Jawaban Memes Prameswari: Semua Orang Pasti Suka Dia
Baca Juga: Akses eform.bri.co.id/bpum Pakai NIK KTP untuk Cek Penerima BPUM Tahap 2
“Padahal tak sedikit PNS yang tersangkut, sampai tingkat menteripun,” kata Dipo Alam menegaskan.
Lebih jauh, ia lantas menduga bahwa tindak korupsi tersebut terjadi akibat adanya interaksi dengan pejabat-pejabat partai politik (Parpol).
“Akibat tst2 dgn pjbt2 parpol2?” ucap Dipo Alam mengakhiri cuitannya.