Nadiem Makarim juga menegaskan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak pernah berencana menghilangkan pelajaran agama.
“Kemendikbud tidak pernah berencana menghilangkan pelajaran agama. Agama merupakan bagian pengembangan sumber daya manusia (SDM) unggul yang bersifat holistik dan tidak terfokus kepada kemampuan kognitif saja,” tuturnya.
Mendikbud Nadiem pun mengaku tidak menyangka ketiadaan frasa agama tersebut dapat memicu polemik di masyarakat.
Sementara itu, terkait dengan hilangnya nama pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratus Syekh HasyimAsy’ari di Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengakui ada keteledoran.
“Kesimpulannya, terjadi keteledoran yang mana naskah yang belum siap kemudian diunggah ke laman Rumah Belajar. Tidak ada niat untuk menghilangkan KH Hasyim Asy’ari sebagai tokoh sejarah dalam buku tersebut,” katanya.
Hilmar Farid juga menjelaskan bahwa di dalam kamus sejarah yang sama tetap terdapat peran dari KH Hasyim Asy’ari.
Namun, peran KH Hasyim Asy’ari disebutkan di dalam halaman lain, bukan di dalam lema atau entry.
“Jadi, narasi menghilangkan peran KH Hasyim Asy’ari itu tidak benar. Kami mengakui memang ada kesalahan teknis dan kami memohon maaf. Kesalahan itu seharusnya tidak perlu terjadi,” tuturnya.***