Benarkah KRI Nanggala-402 Tenggelam karena Kelebihan Muatan? Ini Penjelasan TNI AL

- 27 April 2021, 15:15 WIB
Kapal Selam KRI Nanggala-402 melakukan "Sailing Pass" di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, Kamis 25 September 2014.
Kapal Selam KRI Nanggala-402 melakukan "Sailing Pass" di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, Kamis 25 September 2014. /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

PR DEPOK – Terkait analisis pengamat soal penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402 karena kelebihan muatan, TNI AL memberikan bantahan.

Bantahan terkait penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402 ini disampaikan oleh Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasal Laksamana Muda TNI Muhammad Ali dalam jumpa pers di Mabes Cilangkap, Jakarta Timur, pada Selasa, 27 April 2021.

“Kapal selam ini (KRI Nanggala-402) disebut kelebihan muatan oleh pengamat, sama sekali tidak benar dan tidak berdasar. Mungkin, pengamat itu belum pernah mengawaki kapal selam,” katanya.

Baca Juga: Kenapa 53 Awak Kapal Selam KRI Nanggala-402 Tidak Keluar dan Berenang? Ternyata Ini Jawabannya

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam berbagai operasi terkadang TNI AL biasa mengangkut lebih dari 50 personel.

“Bahkan, kalau penyusupan kita bawahi plus satu regu pasukan khusus, jadi, satu regu itu sekitar 7 orang, sehingga totalnya 57 personel,” ujarnya.

Tidak hanya itu, dikatakan Muhammad Ali, kapal selam dapat membawa hingga delapan torpedo.

Sementara itu, pada KRI Nanggala-402 hanya mengangkut 53 personel dan membawa tiga torpedo.

Baca Juga: Minta Jokowi Usut Oknum yang Perintahkan KRI Nanggala-402, Ronnie Rusli: Jangan Ada yang Cuci Tangan

“Jadi pernyataan bahwa kapal selam ini kelebihan muatan itu sama sekali tak benar. Dan mungkin belum berpengalaman. Ini kami sudah berlayar bertahun-tahun dan tidak pernah ada masalah,” katanya.

Hingga saat ini, menurutnya TNI AL masih terus berupaya untuk mengevakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali.

"Pelaksanaan evakuasi di Laut Bali tetap dilaksanakan sampai sekarang,” kata Muhammad Ali  sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Untuk itu, sejumlah KRI milik TNI AL masih disiagakan di lokasi pencarian guna melakukan evakuasi.

Baca Juga: UAS Ajak Rakyat Donasi Guna Beli Kapal Selam Baru, Gus Nadir: Cuma Mau Ingatkan Laporan Donasi KM 50 Gak Jelas

"Jadi sampai sekarang masih ada KRI kita, masih banyak di sana," ucapnya menambahkan.

Bahkan, menurutnya, Kapal MV Swift Rescue milik Singapura masih berada di perairan Bali untuk membantu mengangkat badan KRI Nanggala-402.

Dalam proses pencarian dan evakuasi badan kapal selam, kata Ali, alat remote operation vehicle (ROV) berhasil mengangkut sejumlah barang dari lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402.

"Itu hydrophone dari kapal selam KRI Nanggala kemudian beberapa foto yang diambil kemudian ditemukan torpedonya juga," ujar dia.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Kabar KRI Nanggala-402 Ditembak Kapal Selam Prancis, Simak Faktanya

Dia menambahkan, tim evakuasi akan berusaha mengangkat bagian-bagian kecil, mengingat kemampuan ROV itu hanya bisa mengangkat maksimal 150 kg.

"Tapi, nanti kita koordinasikan agar bisa mengangkat yang lebih besar dari itu," tuturnya mengetakan secara tegas.

Sebelumnya, kapal selam buatan Jerman pada 1977 itu hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu 21 April 2021.

Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.

Baca Juga: Kronologi Penemuan KRI Nanggala 402, Bagian Lain Ditemukan 1.372 Meter dari Lokasi Temuan Pertama

Pada Minggu 25 April 2021, KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggelam) di kedalaman 838 meter, dan 53 awak KRI Nanggala dinyatakan gugur.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x