“Saat ini banyak masyarakat yang menggunakan sepeda dari rumah menuju stasiun selanjutnya menggunakan moda transportasi seperti kereta api, KRL, MRT, dan LRT yang tersedia ke tempat tujuan, ke kantor atau tempat rekreasi,” jelas Toriq.
Kegemaran atau minat dari masyarakat terhadap kegiatan bersepeda disebut Toriq dimulai pada bulan April dan Mei 2020.
Penjualan sepeda di Indonesia waktu itu mengalami kenaikan sepuluh kali lipat dibandingkan tahun 2019, maka dari itu pemerintah pun berusaha dengan menyediakan fasilitas yang memadai bagi para pesepeda.
Baca Juga: Cek Nama Anda di Link cekbansos.kemensos.go.id untuk Pastikan Dapat Bansos PKH, BST, dan BPNT
“Dukungan pengembangan fasilitas oleh PT MRT diharapkan akan menjaga kontinuitas masyarakat pengguna moda yang ramah lingkungan sekaligus menggenjot kampanye migrasi alat transportasi ramah lingkungan terutama di kota-kota besar,” ucap Toriq.
Sebelumnya, PT MRT Jakarta (Perseroda) mencanangkan untuk membuat suatu fitur eskalator bagi pesepeda demi mempermudah akses masuk ke stasiun dan kereta kepada pelanggan yang menggunakan moda transportasi ini.
“Kami akan menambahkan conveyor belt (ban berjalan), sehingga teman-teman yang keluar dari bawah tanah cukup meletakkan sepedanya. Nanti akan ada ‘conveyor belt’ yang membawa sepeda itu ke atas,” ucap Muhammad Effendi selaku Direktur Operasional dan Maintenance MRT Jakarta pada hari Selasa, 27 April 2021 lalu.
Effendi mengungkapkan bahwa fitur ‘conveyor belt’ merupakan salah satu dari beberapa rencana yang sedang dipertimbangkan supaya pesepeda nonlipat semakin nyaman, mengingat betapa tingginya animo penggunaan sepeda nonlipat pada 24 Maret lalu.
Baca Juga: Jepang Siap Luncurkan ‘Paspor Vaksin’ untuk Perjalanan Internasional, Simak Penjelasan Berikut
Ia juga melanjutkan bahwa dalam penggunaan ‘conveyor belt’ akan ditambahkan cart khusus sepeda di eskalator, lift hingga elevator eksisting dengan troli.