PR DEPOK - Mantan Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menanggapi pernyataan anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Taufiqurrahman yang mengkritisi pemerintah.
Hal yang disoroti Taufiqurrahman dalam pernyataannya adalah penangkapan sejumlah pihak yang merupakan oposisi, yaitu seperti Habib Rizieq Shihab, pengacaranya Munarman, Syahganda Nainggolan, hingga Jumhur Hidayat.
Menurut Taufiqurrahman, dengan penangkapan-penangkapan itu pemerintah sudah terlampau dzalim pada pihak oposisi.
Baca Juga: Suami Tega Pukuli Istri yang Sedang Hamil karena Tidak Diberi Pinjam HP untuk Bermain Judi Online
Menanggapi pernyataan Taufiqurrahman tersebut, Ferdinand lantas menyampaikan ketidaksepakatannya.
Ferdinand akhirnya mengungkapkan secara eksplisit, perbedaan pemikiran itulah yang membuat dirinya memilih melepaskan diri dari partai Demokrat.
"Pemahaman seperti inilah yang salah satunya jadi alasan saya melepas jangkar dan berlayar di Samudra luas yg bebas," kata Ferdinand Hutahaean seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @FerdinandHaean3 pada Sabtu, 1 Mei 2021.
Kemudian, pria berusia 44 tahun ini menjelaskan bahwa teroris berbeda dengan oposisi dan bukan oposisi.
Pelaku teror, lanjut Ferdinand, merupakan sebuah kejahatan dan juga tindak pidana dan orang yang melakukan kejahatan itu bukan oposisi.
"Teroris itu pidana dan kejahatan, bukan oposisi apalagi pejuang," ucapnya menambahkan.
Dengan tindakan kejahatan yang dilakukan teroris, Ferdinand mengatakan bahwa mereka jelas merupakan musuh negara juga musuh kemanusiaan.
Maka dari itu para teroris ini, dikatakan Ferdinand, mesti ditindak dengan tegas dan menindak mereka tidaklah masuk dalam kategori dzalim.
"Mrk musuh negara dan musuh kemanusiaan mk hrs ditindak. Itu bkn zalim..!" ujar Ferdinand menambahkan.
Diketahui sebelumnya, Taufiqurrahman menyampaikan pernyataan perihal oposisi lantaran menanggapi penangkapan Munarman yang dituduh terlibat dengan aksi teroris.
Baca Juga: Hanya Setengah Jam, Spesimen Langka Janda Bolong di Belgia Berhasil Dijual dengan Harga Fantastis
Dalam cuitan di akun Twitter pribadinya, Taufiqurrahman menyinggung soal insiden penembakan enam anggota Laskar FPI oleh aparat polisi hingga penangkapan para aktivis seperti Syahganda Nainggolan hingga Munarman.
"6 warga sipil ditembak mati KM 50, Jumhur-Syahganda-Anton Permana-Habib Rizieq di pidanakan, skr Munarman mau dihabisin juga, kurang apalagi sih menghajar oposisi?" ujar Taufiqurrahman melalui akun Twitter @taufiqrus.
Seolah geram, Taufiqurrahman melayangkan pertanyaan pada pemerintah terkait sampai kapan pihak pemerintah akan berlaku zalim pada oposisi.
"Mau sampai kapan terus2an menjadi dzolim? ingat tak ada pesta yg tak usai, hati2 bung!" katanya menambahkan.***