Network
PR DEPOK - Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Fadli Zon tampak menyoroti kabar datangnya puluhan warga negara asing (WNA) China ke Indonesia baru-baru ini.
Sejumlah WNA dari China tersebut dikabarkan datang menggunakan pesawat carter pada Selasa, 4 Mei 2021 lalu.
Seolah geram dengan pemberitaan itu, Fadli Zon menilai pemerintah telah melakukan diskriminasi terhadap masyarakat.
"Diskriminasi thd WNI.," kata Fadli Zon seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @fadlizon pada Jumat, 7 Mei 2021.
Bagaimana tidak, lanjut Fadli Zon, masyarakat saja kini tengah menahan diri untuk tidak pulang kampung karena larangan mudik pemerintah.
Namun, ketika rakyat tidak mudik, di waktu yang sama pemerintah malah membiarkan WNA China terus menerus datang ke Indonesia.
"Mudik dilarang, WNA Cina terus datang," ucap pria berusia 49 tahun ini mengakhiri cuitannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah beberapa waktu lalu telah melarang masyarakat untuk mudik hari raya lebaran pada 2021 ini.
Kebijakan itu diberlakukan demi menekan angka penyebaran Covid-19 yang hingga saat ini masih terjadi di Indonesia dan di seluruh dunia.
Akan tetapi, kebijakan itu berbanding terbalik dengan para WNA, yang justru malah lancar masuk ke Indonesia dan diperbolehkan oleh pemerintah dengan dalih telah melakukan pemeriksaan dan isolasi mandiri.
Terbaru, puluhan WNA China dikabarkan telah berhasil masuk ke Indonesia beberapa hari lalu.
Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Bagian Humas dan Umum Direktorat Jenderal Imigrasi, Arya Pradhana Anggakara.
Baca Juga: Guntur Romli Unggah Foto Habib Rizieq di Penjara: Doakan Mereka Tetap Bangga dan Betah Tinggal Lama
Tak hanya itu, sebelumnya ratusan WNA asal India juga berhasil lolos masuk ke Indonesia ketika kebijakan larangan mudik diberlakukan.
Serupa dengan WNA China kali ini, ratusan WNA India saat itu juga datang dengan pesawat carter dan diberlakukan pemeriksaan kesehatan hingga isolasi mandiri.
Meski demikian, pada akhirnya sebanyak 12 orang dari 127 WNA India dinyatakan positif Covid-19.***
