Network
PR DEPOK – Politisi Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah menyampaikan ucapan selamat hari pendidikan ke Nadiem Makarim.
Fahri Hamzah juga meminta maaf karena telat menyampaikan ucapan untuk hari pendidikan yang seharusnya 2 Mei lalu.
Meskipun begitu Fahri Hamzah tetap memberikan pesan khusus untuk Nadiem Makarim.
Baca Juga: Beredar Video Tank Halangi Pemudik di Perbatasan Bekasi dan Bogor, Begini Penjelasan TNI AD
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini memberi pesan menohok pada Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan.
Fahri Hamzah meminta Nadiem Makarim untuk tidak menjadikan Negara dan Pemimpinnya sebagai alat memperbodoh rakyat.
Hal ini diungkapkan Fahri Hamzah dalam cuitan Twitter @Fahrihamzah pada Sabtu, 8 Mei 2021.
“Selamat hari pendidikan Mas Menteri Nadiem Makarim, maaf telat,” tulis Fahri Hamzah seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @Fahrihamzah.
Fahri Hamzah mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini memang dikenal sosok yang kritis terhadap pemerintah.
Termasuk pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) walaupun setelah itu sempat merapat kepada Gibran Rakabuming Wali Kota Solo putra sulung Jokowi.
Termasuk kali ini untuk Menteri Nadiem Makarim yang dikritik soal pendidikan rakyat.
Mantan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini secara frontal meminta Nadiem Makarim untuk tidak menjadikan negara dan pemimpin sebagai alat memperbodoh rakyat.
Baca Juga: Asesmen Tes Wawasan Kebangsaan Pegawai KPK Diumumkan, 1.247 Orang Memenuhi Syarat
“Pesan telakut satu, jadikan negara dan pemimpinnya sebagai alat untuk mendidik mencerdaskan rakyat bukan alat memperbodoh rakyat,” ujar Fahri Hamzah.
“Cukup itu saja,” tambahnya.
Selamat hari pendidikan @MasMenteri @nadiemmakarim ,
Maaf telat.
Pesan telatku 1: jadikan negara dan pemimpinnya sebagai alat untuk mendidik mencerdaskan rakyat bukan alat memperbodoh rakyat.
Cukup itu saja!— #FahriHamzah2021 (@Fahrihamzah) May 8, 2021
Tentu cuitan ini Fahri Hamzah menanggapi situasi negara yang tengah terjadi saat ini yang dihantam berbagai polemik.***
