Menanggapi pertanyaan itu, Ketua Komnas KIPI Hendra Irawan menjelaskan bahwa kompensansi selama ini sudah ter-cover oleh pemerintah dan juga pemerintah daerah.
Kemudian, Hendra mengatakan penyebab dari meninggalnya masyarakat usai divaksin Sinovac maupun AstraZeneca bukan karena batch pada vaksin tersebut.
Data yang diperoleh Komnas KIPI, dijelaskan Hendra, sebagian besar menunjukkan bahwa korban yang meninggal memiliki penyakit maupun komorbid sebelum dilakukannya vaksin.
"Itu sudah baku sebelum diedarkan sudah dicek sterilitas dan toksinnya, ada sistemnya ada caranya. Itu dilakukan BPOM, kalau di registrasi, BPOM harus sampling, ada rumusnya," tutur dia.
"Jadi bukan batch ini, BPOM juga mengecek batch lain secara random," ujar Hendra mengakhiri.***