PR DEPOK - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, turut mengomentari pelaksanaan pelantikan pegawai KPK menjadi ASN yang digelar hari ini, Selasa, 1 Juni 2021.
Dalam keterangannya, Said Didu menyoroti keputusan KPK untuk tetap melaksanakan pelantikan 1.271 pegawainya, meskipun Tes Wawasan Kebangsaan atau TWK yang mendasarinya masih menjadi kontroversi.
Said Didu lantas berkesimpulan bahwa suara rakyat dalam persoalan TWK KPK ini seolah diabaikan.
"Suara rakyat diabaikan," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @msaid_didu.
Sebelumnya, diketahui bahwa pelantikan pegawai KPK menjadi ASN ini sempat mendapatkan desakan penundaan dari ratusan pegawai KPK itu sendiri.
Kabarnya, sebanyak 600 lebih pegawai KPK mendesak untuk menunda pelantikan hingga ada kejelasan nasib bagi ke-75 rekannya yang tak lulus TWK.
Baca Juga: Kata Ivan Gunawan Soal Kepastian Hubungannya dengan Ayu Ting Ting: Gue Takut...
Kendati mendapat desakan dari ratusan pegawainya, KPK tetap melaksanakan pelantikan ASN tersebut.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, telah resmi melantik 1.271 pegawai yang dinyatakan telah memenuhi syarat dalam Tes Wawasan Kebangsaan atau TWK yang diikuti sebelumnya.
Acara pelantikan tersebut digelar di Audit Gedung Juang Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pada Selasa, 1 Juni 2021.
Namun, tak semua pegawai KPK yang hendak dilantik itu hadir secara langsung di tempat pelantikan.
Pasalnya, pelantikan pegawai KPK menjadi ASN ini tetap menerapkan protokol kesehatan, sehingga hanya ada 53 perwakilan pegawai dan pejabat struktural yang hadir langsung.
Sementara itu, pegawai KPK lainnya diwajibkan untuk hadir secara daring dan melakukan absensi serta menunjukkan bukti kehadiran.
Dalam acara pelantikan tersebut, Firli Bahuri terlebih dahulu melantik jajaran eselon I, seperti Sekretaris Jenderal KPK, Cahya Hardianto Harefa, dan Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan.
"Sebelum saya mengambil sumpah janji Pegawai Negeri Sipil. Saya akan bertanya kepada saudara Cahya Hardianto Harefa dan saudara Pahala Nainggolan. Apakah saudara-saudara bersedia saya ambil sumpah janji menurut agama Kristen?," ujar Firli kepada Cahya dan Pahala.
"Bersedia," tutur keduanya menjawab Firli Bahuri.***