Ancol Rugi 392,8 M di 2020, Ferdinand: Gak Heran, Emang di DKI Ada yang Baik? Apalagi Ancol Komisarisnya Gitu

- 3 Juni 2021, 11:48 WIB
Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean. /Instagram @ferdinand_hutahaean

PR DEPOK – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mecatatkan rugi bersih di tahun 2020.

Dalam laporan keuangan tahunan, Ancol mencatat rugi sebesar Rp392,83 miliar atau berbanding terbalik dari tahun 2019 dengan laba sebesar Rp230,42 miliar.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan usaha Ancol pada 2020 tercatat sebesar Rp414,17 miliar, sedangkan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp1,35 triliun, dengan rugi per saham dasar Rp246.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Kepala Dinkes Kudus serta Dua Pejabat Dinkes Lainnya Terpapar Covid-19

Laporan kerugian yang dialami Ancol ini lantas dikomentari mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3 pada Kamis, 3 Juni 2021.

Ferdinand mengaku tak heran dengan kabar tersebut. Pasalnya menurut dia, sejak Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta, tidak ada dampak baik yang terlihat olehnya.

Cuitan Ferdinand Hutahaean.
Cuitan Ferdinand Hutahaean. Twitter @FerdinandHaean3

Saya ngga heran kalau Ancol rugi. Memangnya di Jakarta ada yg baik sejak Anies jd Gubernur? Menurut saya ngga ada. Apalagi Ancol, komisarisnya begitu, hahahaha,” ujarnya.

Baca Juga: Bantah Prabowo Tunjuk PT TMI Tangani Alutsista, Yan Permenas: Tidak Berkontrak dengan Kemhan Sama Sekali

Sebagai informasi, Manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 pada 2020 berpengaruh signifikan terhadap bisnis dan kelangsungan usaha mereka karena adanya gangguan ekonomi secara menyeluruh, mulai dari tingkat global hingga domestik.

"Meskipun gangguan ini diperkirakan hanya bersifat sementara, namun terdapat ketidakpastian yang cukup tinggi terkait luas dampaknya terhadap operasi dan kinerja keuangan grup, saat ini dampak signifikan adalah menurunnya jumlah pengunjung akibat adanya pembatasan kuota kunjungan per hari yang tercermin dari penurunan pendapatan tiket," katanya dilansir dari Antara.

Pendapatan tiket (ticket revenues) dari wahana wisata pada 2020 sebesar Rp169.449.811.593, tidak sebanding dengan pendapatan tiket pada 2019 sebesar Rp644.248.529.282.

Baca Juga: Yenny Wahid Dampingi Dubes Saudi Perjuangkan Kuota Haji, Ferdinand: Saya Percaya Kedekatan Luhut dengan Arab

Sementara pendapatan dari pintu gerbang pada 2020 sebesar Rp70.352.714.519 pun tidak sebanding dengan 2019 sebesar Rp332.027.226.961.

Adapun pendapatan dari hotel dan restoran pada 2020 sebesar Rp35.644.193.144, juga tidak sebanding dengan pendapatan pada 2019 sebesar Rp102.624.847.909.

Diketahui selama pandemi, manajemen Ancol Taman Impian memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung 25 persen dan menjadi 50 persen, bahkan pernah ditutup.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Sopir Angkot Gratiskan Ongkos Tiap Hari Jumat, Tuai Pujian Netizen

Selain itu, pengunjung berusia di bawah 9 tahun dan lansia di atas 60 tahun hanya diperbolehkan memasuki kawasan pantai dan ruang terbuka hijau, namun tidak diperbolehkan masuk ke kawasan Ancol unit rekreasi di wahana Dunia Fantasi, Sea World Ancol, Ocean Dream Samudra, Pasar Seni Faunaland, dan Gondola.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x