Pernyataan tersebut muncul untuk menanggapi masalah yang kini menjerat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terlebih saat 75 pegawai antirasuah itu tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Dalam cuitan itu pun, Abdillah Toha menyematkan salah satu artikel yang membahas soal siapa tokoh yang ada di balik polemik tes wawasan kebangsaan.
Kemudian, penonaktifan yang dilakukan KPK terhadap puluhan pegawai KPK dinilai banyak pihak sebagai upaya pelemahan KPK itu sendiri.
Baca Juga: Gisel Namai Kudanya 'Aisyah', Gus Umar Semprot Mantan Istri Gading Marten: Asli Tak Punya Adab!
Sebab tak sedikit dari mereka yang tengah menangani kasus korupsi besar di Indonesia seperti kasus korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19, hingga kasus korupsi yang menjerat DPO Harun Masiku.
Selain itu, penilaian tersebut juga muncul dari banyaknya kejanggalan yang terjadi dalam tes wawasan kebangsaan (TWK), seperti adanya pertanyaan-pertanyaan yang tidak relevan dan sensitif.
Salah satu yang menguatkan penilaian itu juga adalah kesaksian yang diberikan oleh sejumlah pegawai yang dinonaktifkan, seperti penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Novel pernah menyatakan bahwa nama-nama yang dinonaktifkan KPK adalah nama-nama yang sebelumnya sudah diwaspadai oleh Ketua KPK, Firli Bahuri.
"Pernah ada beberapa pimpinan KPK yang bercerita kepada kawan-kawan, bahwa katanya ketua KPK pernah menunjukkan nama-nama atau bahkan memberikan daftar nama-nama yang dalam nama-nama itu dianggap ada orang yang mesti diwaspadai," kata Novel Baswedan dalam acara Mata Najwa.***