Sebut Rencana Menhan Belanja Alutsista Terobosan Penting, Fadli Zon: Ada Tiga Sumber Kesalahpahaman Publik

- 8 Juni 2021, 14:05 WIB
Politisi Partai Gerindra Fadli Zon.
Politisi Partai Gerindra Fadli Zon. /Dok. DPR RI

PR DEPOK - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon menanggapi rencana Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk belanja alutsista dalam nominal yang cukup besar.

Menurut Fadli Zon, rencana Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk berbelanja alutsista untuk menunjang keamanan negara ialah suatu terobosan penting untuk modernisasi Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) atau alutsista.

Fadli Zon menyampaikannya melalui akun Twitter pribadinya @fadlizon, pada Senin, 7 Juni 2021.

"RENCANA MENTERI PERTAHANAN ADALAH TEROBOSAN PENTING UNTUK MEMODERNISASI ALPAHANKAM.(A Thread)," ujar Fadli Zon.

Baca Juga: Masih Singgung Soal Insiden Resleting Terbuka di Catalunya, Unggahan Fabio Dibalas Netizen dengan Foto Rambo

Fadli Zon mengatakan bahwa rancangan Perpres (Peraturan Presiden) tentang Alpalhankam telah disalahpahami oleh banyak orang.

Ia juga menyebut tak sedikit juga yang menganggap pembelian Alpalhankam dianggap terlalu ambisius dan tak peka terhadap keadaan negara yang saat ini sedang alami krisis akibat pandemi.

"Beredarnya rancangan Perpres tentang pemenuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) tahun 2020-2044, umumnya telah disalahpahami oleh banyak orang. Tak sedikit yg menilai rencana strategis itu sbg “ambisius” dan “tidak peka terhadap krisis yg tengah kita alami"," kata Fadli Zon.

Fadli Zon mengungkapkan ada tiga sumber kesalahpahaman yang terjadi di publik terkait belanja Alpalhankam.

Baca Juga: 3 Tim yang Pernah menggunakan Jasa Kevin Durant hingga Sekarang

Hal pertama yang dilihat publik yakni total besaran anggaran untuk belanja Alpalhankam yang disebut cukup besar.

"Saya melihat, sumber kesalahpahaman itu ada tiga. Pertama, orang hanya melihat total besaran anggarannya, yang mencapai Rp1.760 triliun, tapi tidak memperhatikan skemanya," kata Fadli Zon, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Lanjut, kedua yakni publik melupakan bahwa ini merupakan proyek strategis untuk jangka dua puluh lima tahun yang akan datang.

Ketiga, publik juga lupa bahwa semua ini baru dicanangkan sebagai draf rencana pemerintah, bukan final.

Cuitan Fadli Zon.
Cuitan Fadli Zon.

"Kedua, orang melupakan jika ini adalah proyek strategis untuk jangka waktu dua puluh lima tahun. Dan ketiga, orang juga lupa, semua itu barulah draf rencana Pemerintah," ujar Fadli Zon.

Fadli Zon kembali menegaskan bahwa diluar tiga hal tersebut, banyak orang lupa jika saat ini negara tengah berada di tahap akhir program MEF.

"Di luar tiga hal tadi, banyak orang juga lupa, jika saat ini kita berada di tahap akhir program Kekuatan Pokok Minimum, atau MEF (Minimum Essential Force), yang telah dimulai sejak 2009 silam," kata Fadli Zon.

Baca Juga: Presiden RI Jokowi Terbitkan Perpres Resmi Baru yang Melarang Investasi Miras

Ia kemudian menjelaskan bahwa MEF ialah suatu program yang dirancang untuk modernisasi kekuatan pertahanan negara yang dilaksanakan dalam tiga tahap.

"MEF adalah program yang dirancang untuk memodernisasi kekuatan pertahanan kita. MEF dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu Tahap I (2009-2014), Tahap II (2014-2019), dan Tahap III (2019-2024)," ujar Fadli Zon.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Twitter @fadlizon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x